Muhammad Yunus Yosfiah: ”saya Ingin Jadi Pemain”

Edisi: 41/30 / Tanggal : 2001-12-16 / Halaman : 38 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


DULU, Muhammad Yunus Yosfiah memutuskan masuk Akademi Militer Nasional (AMN), 1962, karena ingin tampak gagah. Maklum, sebelum ”teken serdadu”, penampilan pensiunan letnan jenderal ini memang lusuh. Rambutnya gondrong pula. Ternyata kemudian, bekas Komandan Resimen Wiradharma, Timor Timur (1985-1990), itu tampak pantas dalam seragam militernya. Bahkan Yunus juga berprestasi menjadi komandan tempur di Timor Timur dan Serawak dan menduduki pos penting seperti Komandan Sesko ABRI (1995-1997), Kepala Staf Sospol ABRI (1997), dan Ketua Fraksi ABRI di MPR.

Dulu, Yunus juga memutuskan memasukkan Eric, anak sulungnya, ke sekolah golf di Amerika Serikat. Lo, kok menyimpang dari ayahnya? Itu karena laki-laki kelahiran Rappang, Sulawesi Selatan, ini yakin bahwa masa depan pegolf bisa cerah. Demi cita-citanya tersebut, sang ayah empat anak ini rela menjual rumahnya untuk biaya sekolah golf Eric. Dan Eric kini sudah berhasil menjadi pegolf profesional yang rajin mengikuti turnamen-turnamen di AS, sehingga adik-adiknya pun ingin jadi pegolf.

Sekarang Yunus Yosfiah, 57 tahun, memutuskan dirinya sendiri masuk ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Menurut Yunus, yang kini lebih banyak menikmati masa pensiun di rumahnya yang asri di kawasan Perumahan Permata Arcamanik, Bandung Timur, dia sudah bosan hanya mendengar dan ikut debat politik. Laki-laki yang pernah mendapat pendidikan perang psikologis dari Fort Bragg, AS, itu ingin ikut bermain di dunia politik. ”Saya ingin menyampaikan aspirasi secara langsung,” kata suami seorang perempuan Timor Timur bernama Antonia Yacinta Ricard da Costa itu.

Keputusan bekas Menteri Penerangan di zaman pemerintahan B.J. Habibie ini masuk partai Islam tersebut memang mengejutkan. Apalagi menteri yang sempat mengeluarkan hampir 250 surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP) di masa kerjanya yang setahun itu mengaku mendukung penerapan syariat Islam—seperti yang tercantum di Piagam Jakarta. ”Saya yakin, kalau ada umat Islam yang tidak menerima syariat Islam, mungkin karena dia hanya tahu verbalnya tapi tidak tahu Islam secara mendalam,” demikian ia bertutur.

Masuknya Yunus ke PPP memang tidak sendirian. Masih ada beberapa jenderal purnawirawan yang juga bergabung ke partai berlambang Ka’bah itu. Mereka antara lain bekas Jaksa Agung Letjen Purn. Andi M. Ghalib, mantan Asisten Personalia KSAD Mayjen Purn. Mulchis Anwar, mantan Kapusat Penerangan TNI Mayjen Purn. Amir Syarifuddin, dan mantan Gubernur Akademi Militer Mayjen Purn. Noor Aman. Bahkan jenderal-jenderal itu sudah mengadakan pertemuan dengan elite PPP di Hotel Crown Plaza, Jakarta, 12 Maret lalu. Para petinggi PPP itu tak kurang dari Ketua Umum Hamzah Haz dan Sekjen Ali Marwan Hanan. Pun, Yunus dan Andi Ghalib menyempatkan diri datang ke istana wakil presiden untuk bertemu Hamzah Haz, Selasa…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…