Indonesia versi Lady Louis

Edisi: 24/30 / Tanggal : 2001-08-19 / Halaman : 140 / Rubrik : AK / Penulis : Sinjal , Daud , ,


CHARLES Olke van der Plas, pejabat Belanda paling senior di Jakarta, menghadap Laksamana Lord Louis Mountbatten di markasnya di Kandy, Sri Lanka, 27 September 1945. Panglima Tertinggi Sekutu Wilayah Asia Tenggara itu menatapnya tajam, sebelum melepaskan kata-kata ini: "Dalam keadaan apa pun, Inggris tak bersedia dilibatkan dalam urusan internal di Jawa, dan pasukannya tidak akan dipakai menghadapi kerusuhan. Masalah kaum nasionalis Indonesia adalah urusan Belanda."

Petinggi NICA itu terperangah. Ia mencoba protes, tapi sang "Supremo" tak menggubris. Malah Van der Plas baru boleh meninggalkan pertemuan setelah berjanji akan berunding dengan kaum Republik, termasuk Sukarno. Langkah menguasai kembali koloninya di Hindia Timur tersandung. Kini benaknya dipenuhi bayangan bakal lepasnya Jawa dan Sumatra (yang di bawah pengawasan Inggris).

Gelombang pertama pasukan Sekutu tiba di Jakarta, 29 September. Panglima Sekutu di Indonesia, Jenderal Sir Philip Christison, menyusul sehari kemudian dengan pesawat pengebom, dan langsung diberondong pertanyaan wartawan. Di koran, jawaban Christison ditulis bahwa ia "tidak akan menempatkan Belanda kembali untuk meng-atur". Ia pun mengharapkan para pemimpin Indonesia "bekerja sama dengan saya, dan saya akan berusaha secepat mungkin membawa mereka ke meja perundingan dengan Belanda". Jelas ia membawa garis Mountbatten.

Menaati perintah Mountbatten, pada 1 Oktober Van der Plas berseru melalui radio kepada para pemimpin Indonesia, apa pun golongan politik dan aliran mereka, untuk mendiskusikan rekonstruksi Indonesia baru—kendati kemudian, dalam konferensi pers, ia mengatakan nama Sukarno "tak tercantum dalam daftar undangan". Pada hari itu juga disiarkan ulang pidato Ratu Belanda Wilhelmina (Desember 1942, dari pengasingannya di London), meski tak jelas apakah ini masih bagian dari petunjuk Mountbatten atau bukan. Isinya, janji bahwa seusai perang akan diadakan konferensi meja bundar untuk membahas Indonesia yang berdiri sendiri di dalam uni (commonwealth) dengan Belanda.

Suasana harmonis memayungi Jakarta sejenak, sampai muncul reaksi keras dari Den Haag. Menteri Jajahan,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Antara Solar dan Solar
1994-06-18

Pilot project diterjemahkan pilot proyek, atau status simbol asal kata symbol status. penerjemahan seperti itu…

I
INDONESIA DIINTERVENSI?
2003-01-12

Kemungkinan intervensi militer terhadap indonesia bukan isapan jempol. kemelut timor timur telah membuktikannya. di luar…

K
KITA MENGUNDANG INTERVENSI ASING?
2003-01-12

Banyaknya konflik internal telah dan akan mengundang intervensi asing ke indonesia. tapi tudingan mungkin lebih…