Persatuan, Sara, Globalisasi

Edisi: 24/30 / Tanggal : 2001-08-19 / Halaman : 152 / Rubrik : AK / Penulis : , ,


SEKITAR 30 mahasiswa asal Hindia Belanda pada 1908 mendirikan perkumpulan sosial di negeri Belanda untuk saling menolong. Ketika akan mengurus izin, kota praja bertanya, apa kebangsaan mereka. Mereka tersentak. Mereka biasa berkata asal mereka dari Jawa, Sumatra, Amboina, Banten, dan sebagainya. Pertanyaan itu membuat mereka berpikir, "Apakah kebangsaan kami?"

Di Hindia Belanda, pertanyaan serupa timbul ketika Budi Utomo berdiri, 1908. Kebangkitan nasional dibatasi untuk suku Jawa, Sunda, Madura, Bali. Tapi keadaan berubah cepat. Pelajar STOVIA (Sekolah Dokter Hindia Belanda) dari Sumatra, Jawa, Minahasa, dan Ambon merasa senasib sepenanggungan, sama-sama merasa dihina oleh dokter-dokter Belanda yang menyatakan mutu STOVIA rendah, intelektual-itas dan akhlak anak-anak jajahan itu kurang.

Ketika berkesempatan belajar di Belanda, para lulusan STOVIA seperti Radjiman, Tumbelaka, dan Apituley membuktikan bahwa mereka mampu menyelesaikan studi lebih singkat daripada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Antara Solar dan Solar
1994-06-18

Pilot project diterjemahkan pilot proyek, atau status simbol asal kata symbol status. penerjemahan seperti itu…

I
INDONESIA DIINTERVENSI?
2003-01-12

Kemungkinan intervensi militer terhadap indonesia bukan isapan jempol. kemelut timor timur telah membuktikannya. di luar…

K
KITA MENGUNDANG INTERVENSI ASING?
2003-01-12

Banyaknya konflik internal telah dan akan mengundang intervensi asing ke indonesia. tapi tudingan mungkin lebih…