Abu Bakar Ba

Edisi: 30/31 / Tanggal : 2002-09-29 / Halaman : 51 / Rubrik : WAW / Penulis : Rosyid, Imron , Fadjri, Raihul ,


Di mata media Barat, dia kini jadi begitu penting. Majalah terbesar di dunia, Time, pekan silam mengutip laporan CIA bahwa pemimpin spiritual Jamaah Islamiyah Abu Bakar Ba'asyir "terlibat dalam berbagai plot." Ini menurut pengakuan Umar Al-Faruq, seorang pemuda warga Yaman berusia 31 tahun yang ditangkap di Bogor pada Juni lalu dan dikirim ke pangkalan udara di Bagram, Afganistan, yang diduduki AS. Setelah beberapa bulan bungkam, akhirnya Al-Faruq mengeluarkan pengakuan—kepada CIA—yang mengguncang. Tak hanya mengaku sebagai operator Al-Qaidah di Asia Tenggara, dia mengaku memiliki hubungan dekat dengan Abu Bakar Ba'asyir. Menurut berbagai laporan intelijen yang dikombinasikan dengan investigasi majalah Time, bahkan Ba'asyir adalah pemimpin spiritual kelompok Jamaah Islamiyah yang bercita-cita membentuk negara Islam di Asia Tenggara. Ba'asyir pulalah yang dituding menyuplai orang untuk mendukung gerakan Faruq.

Tak mengherankan jika Pesantren Al-Mukmin di Ngruki, Solo, Jawa Tengah—pesantren Ba'asyir—kini dijaga ketat oleh segerombolan pemuda yang berpenampilan santun. Pintu gerbang perguruan itu, yang lazimnya dibiarkan terbuka, sejak Rabu pekan lalu ditutup sebagian. Dua santri yang menunggu pintu itu akan menanyakan identitas wartawan yang bermaksud meliput. Sejumlah anggota dan pemimpin organisasi Islam di Solo juga berkumpul di pesantren itu. "Kami hanya jaga-jaga. Operasi intelijen Amerika kan tidak bisa diduga," kata Taharudin, bekas Ketua Front Pemuda Islam Surakarta (FPIS), yang malam itu juga berada di pesantren Ngruki.

Abu Bakar Ba'asyir, 64 tahun, pemimpin Pondok Pesantren Al-Mukmin, kini menjadi incaran AS. Setelah sempat dituduh membentuk Jamaah Islamiyah, gerakan Islam radikal di Malaysia, pada periode 1990-an, kini Ba'asyir menghadapi prahara lebih besar. Ia kabarnya telah masuk dalam daftar teroris paling dicari pemerintah AS. Sumber TEMPO di kedutaan AS di Jakarta bahkan menyebutkan Ba'asyir menduduki posisi pertama dalam daftar itu—lebih tinggi dari Usamah bin Ladin.

Ba'asyir tenang-tenang saja. "Itu cuma rekayasa Amerika," katanya. Ia memang masih menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Pekan lalu, ia terbang ke Medan dan Banjarmasin untuk berceramah. Dari sana, ia kembali ke Ngruki untuk mengajar di pesantrennya.

Pondok Pesantren Al-Mukmin adalah "tanah air" bagi Ba'asyir. Ia mendirikan perguruan itu pada 10 Maret 1972, bersama Abdullah Sungkar, Yoyo Rosywadi, Abdul Qohar H. Daeng Matase, dan Abdullah Baraja. Awalnya, Al-Mukmin hanyalah pengajian zuhur di Masjid Agung Surakarta. Karena santrinya banyak, komunitas pengajian itu lalu dikembangkan menjadi pesantren.

Mungkin karena sikapnya yang keras, bersama Abdullah Sungkar, pada 1983, Ba'asyir ditangkap polisi. Ia dituduh menghasut orang untuk menolak asas tunggal Pancasila. Ia juga melarang santrinya melakukan hormat bendera karena…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…