Jusman Syafi'i Djamal, Mantan Direktur Utama Pt Dirgantara Indonesia: "kami Pernah Dikontrak Bikin Cetakan Panci"
Edisi: 21/32 / Tanggal : 2003-07-27 / Halaman : 44 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,
SEORANG insinyur asal Cimahi datang kepada Jusman Syafi'i Djamal pada suatu hari di tahun 2001. Ia menawarkan sebuah peluang bagi PT Dirgantara Indonesia: membuat cetakan panci untuk para pembuat kue di Jawa Barat. Cetakan yang biasanya didatangkan dari Taiwan itu ditawarkan PT Dirgantara Indonesia dengan harga rabat 50 persen. Usul sang insinyur diterima.
Dibikin dengan tingkat kecermatan tinggi, alat cetak panci buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI) tentu saja bisa bersaing di Cimahi. Pekerjaan ini dilakukan oleh satu unit beranggotakan 500 karyawan terampil dan berpendidikan, yang dipimpin seorang magister lulusan Inggris. Tapi, ya, namanya saja cetakan panci, nilainya kecil. "Kontrak pertamanya saya tanda tangani sendiri. Nilainya satu juta rupiah!" kata Jusman. Tapi, dua bulan kemudian, kontrak pembuatan cetakan panci itu berkembang jadi satu miliar rupiah.
Tapi malunya tak alang-kepalang. Dari Jerman, sang perintis berdirinya perusahaan penerbangan ini, B.J. Habibie, menelepon Jusman, yang saat itu Direktur Utama PTDI. "Mengapa bisa bikin (cetakan) panci. Ini soal citra," kata sang bekas Presiden RI, seperti dituturkan Jusman. Soal cetakan panci ini dikenang Jusman dengan getir sampai kini. "Mestinya jangan malu menerima kontrak kecil," katanya. Tapi itulah potret buram Dirgantara saat itu: kekurangan uang. Apalagi perekonomian nasional juga lagi empot-empotan.
Ahli aeronautika ini menapak karier di PTDI dari semua jenjang. Ia mengawalinya sejak masih menjadi mahasiswa tahun terakhir di Institut Teknologi Bandung, pada 1982. Keahliannya di bidang aerodinamika pesawat terbilang langkaâmahasiswa Teknik Mesin Penerbangan ITB saat itu hanya lima orangâsehingga Habibie merangkulnya dan langsung mengirim Jusman ke Spanyol, Jerman, dan Amerika untuk belajar langsung ihwal industri penerbangan di sana.
Sekembali dari luar negeri, Jusman ditunjuk sebagai project engineer N-250, pesawat produksi andalan PTDI yang kemudian tak jadi dibikin karena diempas badai krisis. Mantan Ketua Dewan Mahasiswa ITB ini dilantik menjadi direktur utama pada 1 September 2000 dan diberhentikan dengan hormat pada 9 Agustus 2002. Kini ayah tiga anak yang masih berusia 10, 8, dan 4 tahun ini menjabat sebagai salah seorang komisaris.
Dalam sebuah perbincangan yang hangat dengan tim wartawan TEMPO di kantor redaksi majalah ini, di Jalan Proklamasi, Jakarta, Kamis pekan lalu,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…