Suatu Hari di Kamp Parigi

Edisi: 15/30 / Tanggal : 2001-06-17 / Halaman : 86 / Rubrik : AK / Penulis : Handayani, Ines , ,


RAMLAN" dan "Nurhayati", serta ketiga anak mereka, menempati sebuah rumah bersama keluarga lain di kompleks dinas pengairan Parigi, Sulawesi Utara. Mereka pengungsi konflik Poso.

Kehadiran pengungsi membuat tempat itu bersih terawat. Mereka menanam cabai, terung, dan kangkung. Karena mereka terpisah dari perkampungan, tidak ada konflik dengan penduduk setempat.

"Makan deng apa lagi, Mak?" tanya Tika selalu saat jam makan tiba. Kalau tak satu pun pekerjaan bisa didapat oleh ayahnya dalam beberapa hari, dan simpanan rupiah tak ada lagi, menu utama mereka cuma nasi dengan garam dan vetsin. Ramlan dan Nurhayati bersyukur: ketiga anak perempuan mereka, si sulung Mita (11 tahun, kelas 5 SD), Tika (5 tahun), dan si bungsu (baru 8 bulan), selalu melahap apa pun yang tersaji tanpa banyak cakap.

Dalam bulan-bulan pertama pengungsian mereka, penduduk sekitar membayar Ramlan untuk membersihkan kebun atau menggali saluran air. Nurhayati mendapat upah dari membantu pekerjaan rumah tangga, misalnya mencuci baju. Upah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Antara Solar dan Solar
1994-06-18

Pilot project diterjemahkan pilot proyek, atau status simbol asal kata symbol status. penerjemahan seperti itu…

I
INDONESIA DIINTERVENSI?
2003-01-12

Kemungkinan intervensi militer terhadap indonesia bukan isapan jempol. kemelut timor timur telah membuktikannya. di luar…

K
KITA MENGUNDANG INTERVENSI ASING?
2003-01-12

Banyaknya konflik internal telah dan akan mengundang intervensi asing ke indonesia. tapi tudingan mungkin lebih…