Laksanakan! Siap, Komandan!
Edisi: 23/31 / Tanggal : 2002-08-11 / Halaman : 68 / Rubrik : AK / Penulis : Murphy, Oren , Basyaib, Hamid ,
ADA serdadu menjalankan perintah ilegal, dan menganggapnya legal, lalu akibatnya fatal. Siapa yang harus bertanggung jawab? Si prajurit yang menaati komando atasannya atau sang atasan yang memberikan perintah ilegal itu, atau keduanya? Haruskah hukum memaafkan salah-sikap si prajurit? Apa arti hukum itu jika si prajurit dimaafkan?
Pertanyaan-pertanyaan ini makin menonjol di zaman modern, yang diwarnai pasukan-pasukan penjaga perdamaian global, tapi berakar pada masalah-masalah lama di seputar perilaku keprajuritan, yang pembahasannya berlangsung sudah sejak zaman Yunani dan Imperium Romawi. Masalah-masalah ini terutama mencuat selama Peradilan Nuremberg menyusul Perang Dunia II. Ketika penyiksaan besar-besaran oleh Nazi terungkap, masalah ini menantang kemapanan hukum untuk merumuskan kerangka guna menetapkan pertanggungjawaban atas keganasan yang pada dasarnya melibatkan seluruh bangsa itu.
TERJADINYA PENYIKSAAN
Ada beberapa situasi yang memungkinkan penyiksaan terjadi, yang masing-masing meminta tanggapan berbeda guna mencegah pewujudannya. Salah satunya adalah pelampiasan "nafsu primordial." Pada situasi konflik ketika orang-orang muda diberi senjata dan diceburkan ke dalam suasana ekstrem, hal-hal yang mengerikan bisa terjadi. Dalam skenario ini, penyiksaan merupakan akibat dari lepasnya kontrol pihak atas terhadap mereka yang di bawah. Penyiksaan terjadi kalau orang melampiaskan hasrat-hasrat dasariahnya terhadap seks, balas dendam, dan haus darah. Penangkal bagi jenis penyiksaan ini bisa melalui birokrasi yang kuat. Aturan-aturan yang tegas akan menekankan perilaku-perilaku yang layak, dan setiap perbuatan yang tak sejalan dengan aturan ini akan dikenai hukuman keras.
Jenis penyiksaan lainnya terjadi justru melalui birokrasi, bukan dicegah olehnya. Kejahatan-kejahatan terhadap para tawanan perang dan kalangan nonmiliter dalam Perang Dunia II oleh Jerman di front Timur dan oleh Jepang di Cina termasuk dalam jenis ini. Penyiksaan jenis ini dilaksanakan sebagai strategi dan diperhitungkan secara matang, bukan dilakukan secara spontan. Banyak negara Dunia Ketiga yang punya militer yang kuat menerapkan penganiayaan sistematis dan pemerkosaan sebagai taktik…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Antara Solar dan Solar
1994-06-18Pilot project diterjemahkan pilot proyek, atau status simbol asal kata symbol status. penerjemahan seperti itu…
INDONESIA DIINTERVENSI?
2003-01-12Kemungkinan intervensi militer terhadap indonesia bukan isapan jempol. kemelut timor timur telah membuktikannya. di luar…
KITA MENGUNDANG INTERVENSI ASING?
2003-01-12Banyaknya konflik internal telah dan akan mengundang intervensi asing ke indonesia. tapi tudingan mungkin lebih…