M. Jusuf Kalla: "Kami Tak Berebut Bola"

Edisi: 16/31 / Tanggal : 2002-06-23 / Halaman : 40 / Rubrik : WAW / Penulis : Wiyana, Dwi


Kini, pada usia 60 tahun, tangannya masih bertuah. Lelaki yang memegang jabatan Menteri Koordinator Kesejah-teraan Rakyat ini dianggap sukses meletakkan kerangka perdamaian di daerah konflik. Lewat pertemuan Malino II, ia bisa mengajak kelompok Islam dan Kristen yang bertikai di Ambon untuk menghentikan aksi. Sebelumnya, Jusuf Kalla juga berhasil meredakan konflik di Poso lewat ikrar Malino I.

Apa rahasianya? Ia mempunyai keyakinan bahwa konflik di Maluku bukanlah konflik agama, tapi awalnya dipicu oleh persoalan ekonomi.

Bahwa sekarang tampak sentimen agamanya yang dominan, menurut Jusuf, itu karena orang tidak menelisiknya dari awal. Semua gara-gara kelompok Kristen menjadi miskin karena harga cengkeh anjlok. Adapun orang-orang Islam di sana nasibnya lebih beruntung.

Dengan keyakinan itu, Jusuf Kalla bisa membujuk dua kelompok yang bermusuhan di Ambon untuk duduk dalam satu meja di Kota Malino, Sulawesi Selatan, Februari silam.

Hanya, ikrar perdamaian itu belakangan ternoda. Awal April lalu terjadi kerusuhan yang membuat kompleks Kantor Gubernur Maluku luluh-lantak. Tak lama kemudian, meledak kerusuhan berdarah di Soya. Ambon pun kembali tegang.

Upaya penyelesaian lewat perundingan seolah bergeser lagi ke penanganan secara militer. Bola solusi yang semula digiring oleh Menteri Kesejahteraan Rakyat Jusuf Kalla berpindah ke Menteri Koordinator Politik dan Keamanan. Apalagi pemerintah kemudian mengirim Mayjen TNI Djoko Santoso menjadi Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) Maluku.

Tapi baru-baru ini Wakil Presiden Hamzah Haz pun turun tangan. Ia datang ke Ambon dan bertemu dengan kelompok yang belum puas terhadap perjanjian Malino II.

Apa yang sebenarnya terjadi? Diwawancarai oleh wartawan TEMPO Dwi Wiyana dan Gendur Sudarsono pekan lalu, Jusuf Kalla menguraikan benang kusut konflik Ambon dengan gamblang. Dalam perbincangan di kantornya di Jalan Merdeka Barat ini, anggota penasihat Golkar ini juga cukup blak-blakan mengungkapkan sikapnya soal kaukus Islam dan Golkar. Petikannya:

Mengapa Anda berkeyakinan konflik Ambon dipicu oleh urusan ekonomi?

Sebanyak 75 persen konflik di dunia ini gara-gara masalah ketidakadilan dan kemiskinan. Itulah sebabnya sebagian besar konflik terjadi di negara-negara yang tingkat pendapatan per kapitanya rendah, seperti Malaysia, Filipina, India, atau Sri Lanka.

Di Ambon juga begitu. Semua tak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…