Sophan Sophiaan: "kwik Membocorkan Rapat 25 Juli"
Edisi: 26/32 / Tanggal : 2003-08-31 / Halaman : 46 / Rubrik : WAW / Penulis : W.S., Endah, Zulkifli, Arif,
SEPUCUK surat melayang ke kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, 14 Agustus lalu. Isinya lumayan galak: kritik keras atas kinerja pengurus pusat PDIP Perjuangan. "Dengan keprihatinan yang dalam kami sampaikan bahwa kami telah kehilangan kepercayaan kepada Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan...," demikian sepenggal bunyi surat itu.
Kalangan dalam "Partai Banteng" menyebut surat tersebut sebagai mosi tidak percaya kader PDIP kepada pengurus pusat partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu. Sang pengirim adalah dua "singa" PDIP: Meilono Suwondo dan Sophan Sophiaan. "Sebetulnya ada beberapa orang lain yang juga ingin teken. Tapi saya cegah. Biarlah risikonya saya ambil," kata Sophan.
Mosi Sophan dan kawan-kawan adalah puncak perseteruan dalam tubuh Partai Banteng. Babak terbaru perseteruan itu adalah polemik seputar jajak pendapat Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) PDIP yang hasilnya tak menggembirakan. Dalam polling itu PDIP disebutkan akan kalah dengan Golkar dalam Pemilu 2004 dan Megawati tak bakal terpilih lagi menjadi Presiden RI.
Alih-alih memperbaiki kinerja partainya, kader Banteng malah saling seruduk. Isi pertemuan Balitbang 25 Juli lalu bocor dan sampai ke telinga Megawati. Kwik lalu menyarankan Balitbang dibubarkanâusul yang membuat Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional ini dianggap mengkhianati Sophan dan kawan-kawan. Belakangan muncul ide menyelenggarakan kongres luar biasa untuk menggusur Mega. Sophan didaulat untuk menjadi tokoh yang menggantikan Mega.
Bergabung dengan PDI pada 1991, Sophan mengaku tak gentar. "Saya siap jadi martir," katanya. Putra tokoh Partai Nasional Indonesia (almarhum) Manai Sophiaan ini memang sudah kepalang tanggung. Ia terpilih menjadi anggota parlemen dan hengkang dari lembaga itu pada 24 Januari 2002 karena menganggap badan legislatif tersebut menyimpan banyak borok.
Meski tak lagi berkantor di Senayan, ia mengaku sebagai pengacara. "Mak-sudnya pengangguran banyak acara," katanya terbahak. Di tengah kesibukan menerima telepon dan mempersiapkan pernikahan putra sulungnya awal September nanti, Sophan menerima wartawan TEMPO Endah W.S. dan Arif Zulkifli untuk sebuah wawancara khusus. Berikut ini petikannya.
Apa sebenarnya yang terjadi dalam rapat Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) PDIP 25 Juli lalu?
Kami membicarakan kebobrokan pemerintah dan kelemahan kepemimpinan Megawati. Itu saja. Ini kan bukan pertemuan Balitbang yang pertama.
Anda diundang?
Selama ini saya merasa sebagai orang luar karena saya sudah keluar dari DPR. Jadi nggak ada minatlah. Tapi, mendengar itu semua, saya berminat kembali untuk ikut membenahi Partai. Artinya, kita semua sependapat, harus ada perbaikan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…