Perginya Seorang Pembela Bung Karno

Edisi: 27/32 / Tanggal : 2003-09-07 / Halaman : 127 / Rubrik : OBI / Penulis : Setiyardi, Ridho, Poernomo G. ,


AROMA melati membekap rumah di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Cilandak, Jakarta. Di ruang tengah yang luas, jenazah Manai Sophiaan, 88 tahun, terbujur dalam balutan kain batik berwarna cokelat kehitaman. Tubuh jenazah bekas tokoh Partai Nasional Indonesia ini dibaringkan menghadap Ka'bah. Lamat-lamat terdengar alunan surat Yasin yang menembus jantung. "Salaamun qaulam mirrobbir rahim..." (Damai dari Tuhan Yang Maha Pengasih.)

Kematian Manai Sophiaan, Jumat lalu, membuka ingatan publik pada hubungan mesra Manai dengan Presiden Sukarno. Maklumlah, bekas wartawan kelahiran Takalar, Makassar, 5 September 1915 ini merupakan pendukung Bung Karno yang setia. Manai pernah diminta Bung Karno menjadi Duta Besar RI di Rusia (ketika itu masih bernama Uni Soviet) pada periode 1963_1967. Ketika itu, Uni Soviet merupakan salah satu negeri terpenting bagi Indonesia…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…