Endriartono Sutarto: "tni Tidak Mau Terjebak"
Edisi: 52/29 / Tanggal : 2001-03-04 / Halaman : 42 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,
DAGUNYA yang kukuh, juga sorot matanya yang tajam, menebarkan kesan ia seorang prajurit yang kenyang tempaan. Setumpuk pengalaman lelaki yang hampir berusia 54 tahun itu seolah membekas pada kerut keningnya. Dia berbicara lugas mengenai masalah yang serius. Tapi, kalau sedang berbincang santai, apalagi bercanda, akan segera tampak kesederhanaan Endriartono Sutarto ini.
Tono, demikian ia biasa disapa oleh teman-teman dekatnya, senantiasa tampil apa adanya. Lulusan Akabri 1971 itu pernah disebut seorang tentara profesional dan jauh dari orientasi politik. Selama 20 tahun ia berada di pasukan tempur Kostrad. Ia sempat menjadi Asisten Operasi Kasdam Jaya (1993) dan Danrem 173 Kodam Trikora (1994). Setahun kemudian ia pulang kandang, diangkat menjadi Kepala Staf Divisi I Kostrad.
Dalam waktu ringkas setelah Soeharto jatuh, orang Purworejo (Jawa Tengah) ini menduduki beberapa posisi penting justru pada saat-saat genting. Ia tampil menjadi Komandan Paspampres pada 1997, ketika kekuasaan Presiden Soeharto hampir runtuh. Sempat mengawal Presiden Habibie sebentar, akhirnya ia disodori tugas baru sebagai Asisten Operasi Kasum ABRI. Dalam situasi politik yang cukup rawan pula, Oktober tahun lalu, dia tampil di posisi strategis sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Suasana yang tak nyaman terus berlanjut, malah kini semakin keruh. "Kelihatannya saya memang ditakdirkan untuk berada di posisi yang penting pada masa-masa susah," ujar Sutarto sambil tertawa lebar.
Sebuah resep sederhana selalu dipegang sang jenderal, sehingga ia tak gampang terombang-ambing. Rahasianya, kata Sutarto, "Saya harus berani mengatakan benar, kalau memang itu benar, kepada siapa pun."
Dikaitkan dengan jabatannya, sikap itu bisa menjadi tidak sederhana. Soalnya, selama ini, apalagi di zaman Orde Baru, petinggi TNI selalu patuh pada Presiden. Maka, masyarakat pun terperangah ketika TNI/Polri menyokong hasil Pansus DPR mengenai Buloggate dan Bruneigate. Kejutan terjadi pula saat dikabarkan kalangan TNI menolak keinginan Presiden Abdurrahman Wahid untuk memberlakukan keadaan darurat.
Sampai kini berbagai spekulasi di seputar sikap TNI belum sepi. Pun suhu politik masih tinggi. Celakanya, di tengah situasi seperti itu, Presiden Abdurrahman, pekan lalu, justru pergi ke sejumlah negara di Timur Tengah sekaligus beribadah haji. Inikah ujian bagi Wakil Presiden Megawati dan kalangan TNI?
Sejauh ini Sutarto tak panik. Kesan itu terpancar jelas dari raut mukanya. Dengan ramah pula ia menerima wartawan TEMPO Darmawan Sepriyossa, Gendur Sudarsono, dan fotografer Awaluddin, di kantornya di Mabes TNI AD, Jalan Merdeka Utara, Jakarta, baru-baru ini. Ia duduk di sebuah kursi, di samping patung Jenderal Sudirman, sementara di dinding belakangnya berjajaran foto sesepuh TNI AD. Sambil sesekali menghisap rokok bernikotin rendah, dengan enteng Sutarto menjawab semua pertanyaan, termasuk masalah yang cukup sensitif, termasuk mengapa dia tidak hadir mengantarkan Presiden pergi ke luar negeri pekan lalu. Berikut petikannya.
Sebelum berangkat ke Mesir pekan lalu, Presiden memanggil Pangkostrad Letjen Ryamizard Ryacudu, Danjen Kopassus Mayjen Amirul Isnaeni, dan Pangdam Jaya Mayjen Bibit Waluyo secara terpisah. Tidakkah itu aneh?
Ya, itu kan karena beliau mau pergi, kepada yang terkait langsung dengan masalah keamanan, ia titip pesan, wanti-wanti agar lebih waspada. Biasa. Kalau Anda mau meninggalkan rumah kan juga ngomong begitu, ha-ha-ha....
Kenapa mesti dipanggil secara terpisah begitu? Mengapa tidak dikumpulkan saja semua lalu diberi penjelasan sekaligus.
Ya, tingkatannya kan berbeda. Beliau kan ingin mendengar…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…