Koesparmono Irsan: "pak Benny Dan Pak Try Bertanggung Jawab Dalam Tragedi Priok"
Edisi: 33/29 / Tanggal : 2000-10-22 / Halaman : 38 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,
RABU, 12 September 1984, menjelang tengah malam, Amir Biki tersungkur bersimbah darah di atas aspal jalanan. Beserta ustad itu, puluhan orang tewas oleh pelor senapan ketika ribuan orang di Tanjungpriok, Jakarta Utara, memprotes perilaku seorang tentara.
Peristiwa 16 tahun silam itu, yang kemudian dikenal dengan Tragedi Tanjungpriok, dipandang sebagai salah satu kebrutalan besar dalam sejarah Orde Baru. Namun, lama kasus itu tenggelam bersama tulang-belulang para korban.
Pelanggaran hak asasi manusia adalah kosakata baru dalam dunia militer Indonesia. Baru setelah Soeharto jatuh, banyak kasus lama seperti di Tanjungpriok itu bisa diungkap. Dan akhir pekan lalu, sebuah "Komisi Tanjungpriok" yang dibentuk oleh Komnas HAM meng-umumkan hasil investigasinya paling mutakhir tentang kerusuhan itu-melengkapi hasil penyelidikan Komnas, Mei lalu.
Investigasi mutakhir itu, yang dipimpin Mayor Jenderal Pol. (Purn) Koesparmono Irsan, membuat kesimpulan yang cukup berani, yang telah lama dicoba dicegah oleh para petinggi militer Orde Baru. Antara lain: mantan Pangab/Pangkopkamtib Jenderal Benny Moerdani dan bekas Pangdam V/Jaya Jenderal Try Sutrisno harus bertanggung jawab karena membiarkan peristiwa brutal itu terjadi (guilty by omission).
Kesimpulan itu lebih maju dibandingkan dengan penyelidikan komisi pada Mei lalu, yang tidak mengaitkannya dengan tanggung jawab Benny Moerdani dan Try Sutrisno. Pada Mei itu, pengumuman omisi mengecewakan banyak pihak, khususnya keluarga korban, arena dipandang tidak independen terhadap kepentingan para jenderal Orde Baru yang memegang komando kala itu.
Di tengah pro dan kontra itu, Koesparmono Irsan, 60 tahun, memimpin sebuah investigasi lanjutan sejak Juli lalu. "Kami bicara dengan saksi, keluarga korban, mereka yang menyimpan dokumen dan bukti, dan menggali sejumlah kuburan," ujarnya kepada TEMPO. Sebagai mantan Direktur Reserse Polri, ayah tiga anak ini paham betul apa kekuatan bukti. "Anda bisa mendebat pengakuan dan opini ahli. But you cannot deny the evidence," ujarnya.
Andal sebagai reserse, Koesparmono adalah sosok yang mudah meyakinkan lawan bicara. Ia luwes bergaul, gemar membaca, dan pengetahuannya jauh melampaui bidang keahlian reserse dan polisi.
Suatu ketika ia memimpin penggalian kuburan massal korban DOM di Aceh. Penduduk setempat, yang mengira ia polisi iseng, menegurnya selagi ia menimang-nimang tengkorak. Koesparmono menjawab secara bergurau: "Saya sedang mempraktekkan ajaran di sekolah dulu untuk menguji apakah si pemilik tengkorak mati karena kekerasan."
Ia mahir menirukan dialek baru-salah satu yang dia gunakan untuk membujuk narasumbernya bicara. Ia juga menghardik orang-orang yang bersikeras menyembunyikan atau melenyapkan bukti begitu saja.
Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta Raya ini mengawali karirnya sebagai perwira reserse Mabes Polri. Berpindah-pindah dari Papua, Riau, dan Sumatra Barat, Koesparmono sempat menjadi Kapolda Sumatra Barat dan Jawa Timur. Ia memimpin Gubernur Akademi Kepolisian Semarang sebelum pensiun sebagai Deputi Operasi Kapolri. Pria yang fasih menuturkan beberapa bahasa asing ini terus mengajar di tengah kesibukannya di Komnas HAM sejak 1996.
Mewakili lembaga ini pula, ia memimpin investigasi Tanjungpriok-hasilnya diserahkan ke Kejaksaan Agung pekan ini. Di sela-sela diskusi terbatas KP3T di Jakarta pekan lalu, Koesparmono menerima wartawan TEMPO Arif Kuswardono, Hermien Y. Kleden, serta fotografer Rully Kesuma untuk sebuah wawancara khusus. Berikut ini petikannya.
Mengapa Tanjungpriok perlu diinvestigasi secara spesifik-dari sekian kasus pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia?
Pertama, karena jelas-jelas ada pelanggaran HAK ASASI MANUSIA. Kedua, ada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…