Mengikis Pengaruh Militer di Brasil

Edisi: 33/29 / Tanggal : 2000-10-22 / Halaman : 74 / Rubrik : AK / Penulis : , ,


Eroding Military Influence in Brazil: Politicians against Soldiers
Penulis: Wendy Hunter
Penerbit: The University of North Carolina Press, Chapel Hill and London (1997).

***

PERSAINGAN demokratis cenderung memperluas kedaulatan rakyat. Ia merupakan sumber utama dinamika hubungan sipil-militer pascarezimmiliter. Politisi cenderung menantang kaum militer jika mereka merasa mendapat dukungan luas rakyat, terutama bila intervensi militer membahayakan potensi mereka memenangi pemilu.

Cara persaingan demokratis mengubah perimbangan sipil-militer bergantung pada strategi perebutan suara para politisi dan pelembagaan aturan main dalam pelaksanaannya. Pelembagaan sistem politik dan kepartaian yang lemah, seperti di Brasil, telah mendorong politisi untuk terus merayu pemilih dengan uang dalam kampanye tentang isu-isu yang populer. Praktek ini tidak disukai oleh militer. Sistem ini juga memunculkan politisi yang selalu berusaha memperluas ruang gerak politik mereka. Dalam upaya itu mereka bertabrakan dengan kekuatan militer yang independen dan birokratis.

Walaupun ada kecenderungan kuat untuk menentang hegemoni politik militer, kelemahan institusional sistem politik menyulitkan pengembangan kondisi dan kebijakan yang mampu menciptakan stabilitas politik dan keunggulan sipil dalam jangka panjang. Dalam sistem kepartaian yang lemah, sulit ditegakkan pemerintahan sipil yang cukup kuat untuk menghalau intervensi politik kaum militer. Sistem semacam itu sulit melembagakan mekanisme untuk mematahkan peran politik dan otonomi militer.

Pada pasca-Perang Dingin, muncul konsensus besar tentang perlunya demokrasi. Selain itu, setidaknya di Brasil, militer tidak merasakan adanya ancaman terhadap kepentingan pokoknya di bidang politik dan ekonomi. Perkembangan ini membuat angkatan bersenjata Brasil menahan diri dalam menghadapi upaya sipil untuk memperkecil hak-hak istimewa mereka.

Dalam perhitungan rugi-laba, kalangan elite militer dianggap lebih baik menerima nasib politik yang jelek ketimbang melawan dengan risiko pecahnya konflik besar sipil-militer, yang tak mungkin mereka menangi. Ini bukan berarti militer tak akan mampu lagi memaksakan kehendaknya dalam menuntut anggaran ekstra, atau konsesi lain sebagai imbalan atas dukungan mereka terhadap kebijakan pemerintah sipil.

Eksitnya militer dari gelanggang politik dan kekuasaan di Brasil direncanakan secara teliti. Pelaksanaannya pun dikontrol terus oleh militer. Ada semacam masa transisi antara periode rezim militer dan penyerahan kekuasaan kepada pemerintah sipil. Dari awal masa transisi (1974) hingga serah-terima kekuasaan (1985), tentara sama sekali tak mengalami hambatan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Antara Solar dan Solar
1994-06-18

Pilot project diterjemahkan pilot proyek, atau status simbol asal kata symbol status. penerjemahan seperti itu…

I
INDONESIA DIINTERVENSI?
2003-01-12

Kemungkinan intervensi militer terhadap indonesia bukan isapan jempol. kemelut timor timur telah membuktikannya. di luar…

K
KITA MENGUNDANG INTERVENSI ASING?
2003-01-12

Banyaknya konflik internal telah dan akan mengundang intervensi asing ke indonesia. tapi tudingan mungkin lebih…