Yusril Ihza Mahendra: "saya Tidak Happy"

Edisi: 41/32 / Tanggal : 2003-12-14 / Halaman : 44 / Rubrik : WAW / Penulis : Setiyardi, ,


DOKTOR Yusril Ihza Mahendra tengah jadi sorotan. Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Kabinet Gotong-Royong ini "mengeluhkan" persoalan yang sangat sensitif: minimnya gaji seorang menteri. "Gaji 19 juta perak itu tak berarti apa-apa," ujarnya. Inilah keluhan pertama seorang menteri aktif yang dilakukan secara terbuka.

Seperti mendapat umpan lambung, pernyataan kontroversial Yusril langsung disambut para politikus. Prof. J.E. Sahetapy, anggota Komisi II DPR, yang membawahkan bidang hukum, langsung angkat bicara. Sahetapy menilai Yusril tak pantas mengeluhkan soal gajinya. Sahetapy menuding Yusril terlalu menghamburkan gaji untuk kepentingan Partai Bulan Bintang—partai yang menjadi kendaraan politiknya. Kalau tak cocok dengan gaji, "Yusril sebaiknya mundur dari kabinet," ujar Sahetapy, lantang.

Untuk mengupas polemik soal gaji para menteri itu, wartawan TEMPO Setiyardi menemui Yusril Ihza Mahendra di ruang kerjanya di Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, Jakarta. Dalam wawancara selama dua jam tersebut, guru besar Fakultas Hukum UI ini bicara blak-blakan. Ia tak segan "memaki" orang-orang yang dianggap menyerangnya. Bahkan, sang Ketua Umum Partai Bulan Bintang ini tak sungkan mengkritik Presiden Megawati, sebagai bos yang dianggapnya lamban. Lima batang rokok sempat dihabiskannya sambil menjawab pelbagai pertanyaan.

Berikut kutipannya:

Anda mengeluh soal kecilnya gaji sebagai menteri. Bagaimana ceritanya?

Ini memang jadi ramai. Orang seperti Profesor J.E. Sahetapy dan Siswono Yudohusodo memang suka memanfaatkan situasi. Tapi saya cuma tertawa-tawa. Gaji saya sebagai menteri memang cuma 19 juta perak, kok.

Apakah Anda merasa gaji Rp 19 juta terlalu kecil?

Ya, angka itu terlalu kecil untuk jabatan seorang menteri. Anda bayangkan, kolega saya Menteri Laksamana Sukardi secara teknis membawahkan semua BUMN dan BPPN. Coba Anda cek besarnya gaji Direktur Utama Bank Mandiri, Direktur Utama PLN, dan Ketua BPPN. Nah, angka-angka itu jadi tidak proporsional. Lagi pula, agar bisa berkonsentrasi dan bebas dari korupsi, seorang menteri seharusnya bisa mendapat gaji yang cukup.

Apakah minimnya gaji membuat Anda sempat tergoda dengan sogokan?

Alhamdulillah, sampai sekarang saya tak pernah melakukannya. Soalnya, selain dari gaji sebagai menteri, saya juga masih menerima pendapatan lainnya. Anda boleh cek ke staf saya, saya tidak pernah mau menerima orang-orang yang beperkara atau cari keuntungan di departemen ini.

Bukankah selain menerima gaji, Anda masih mendapat banyak fasilitas?

Menteri memang mendapat rumah dinas. Tapi, lihatlah, kondisinya biasa-biasa saja. Bahkan masih kalah dengan rumah dinas para bupati. Gubernur DKI Sutiyoso punya anggaran jas yang berjuta-juta. Kami para menteri tak punya anggaran seperti itu. Kami memang mendapat mobil dinas Volvo keluaran tahun 1997. Tapi, kalau mobil itu dijual, harganya paling-paling 100 jutaan.

Berapa tambahan penghasilan resmi Anda yang lain?

Kadang-kadang ada honor kalau melakukan perjalanan dinas. Besarnya saya lupa. (Yusril memanggil stafnya untuk mengecek besar lump sum menteri. Stafnya menunjukkan honor perjalanan dinas di dalam negeri Rp 720 ribu per hari dan perjalanan dinas ke luar negeri US$ 680 per hari). Saya tak ingat jumlah yang saya terima dari perjalanan dinas. Tapi, yakinlah, itu tak bisa membuat menteri jadi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…