Mengintip Amerika Latin

Edisi: 22/29 / Tanggal : 2000-08-06 / Halaman : 54 / Rubrik : AK / Penulis : , ,

GELOMBANG besar demokratisasi melanda dunia menjelang akhir abad ke-20. Begitulah kesimpulan dasar Samuel P. Huntington, pakar yang menjelma menjadi "nabi" demokratisasi di luar dunia Barat sejak menerbitkan The Third Wave: Democratization in the Late Twentieth Century (1991). Bertolak dari posisi ini, Boeninger mengamati pasang-surut sejumlah negara Amerika Latin. Ia meringkas tujuan demokrasi dan pembangunan menjadi tiga sasaran dasar yang saling terkait: stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan perdamaian sosial.

Perdamaian sosial tak lalu berarti bahwa masyarakat menghindari konflik. Yang disarankan, konflik diselesaikan di meja perundingan, bukan di jalan raya atau barak militer.

"Membiarkan konflik mengarah pada polarisasi 'kawan' dan 'lawan' selalu menjatuhkan rezim demokratis ataupun otoriter," kata Boeninger. Pergolakan sosial dan konflik etnis menabur ketakpastian, membuat investor merinding, dan meningkatkan retorika serta polarisasi ideologis.

Di Barat, perdamaian sosial tercapai pada tahun 1930-an, ketika kaum buruh menerima kompromi dengan kapitalisme. Antara lain, diterimanya aturan berproduksi sesuai dengan permintaan pasar. Sebagai imbalan kepada pekerja, diperoleh jaminan dalam bentuk "negara kesejahteraan" (welfare state), suatu jaring keamanan sosial yang melindungi warga negara sejak mereka tidur di kereta bayi hingga terbujur di mobil jenazah.

Di Jepang, itu tercapai melalui serangkaian aturan tentang hierarki kompleks hubungan antarmanusia: yang lebih rendah patuh pada yang lebih tinggi kedudukan sosialnya. Sebaliknya, yang berkedudukan sosial lebih tinggi dilekati rasa tanggung jawab atas kesejahteraan kolektif bangsanya.

Dua model perdamaian sosial ini rupanya kurang cocok…

Keywords: -

---

Foto Terkait