Carmel Budiarjo: "saya Membawa Bukti Kejahatan Ham Soeharto"

Edisi: 19/29 / Tanggal : 2000-07-16 / Halaman : 42 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


DUA perempuan baya itu berpelukan. Lama dan senyap. Lalu, Carmel Budiarjo melepaskan tubuh Sri Ambar yang kurus ringkih itu dengan mata berlinang-linang. Carmel, yang dipenjarakan rezim Soeharto dengan tuduhan agen komunis, tiba kembali di Jakarta dua pekan lalu-setelah hampir tiga dasawarsa di luar negeri. Ini perjumpaan pertama mereka setelah masa yang panjang. Carmel bertemu Sri Ambar di Penjara Bukitduri, Jakarta Selatan, tatkala ia dibui selama tiga tahun (1968-1971). Di sana ia menyaksikan Sri Ambar disiksa, ditelanjangi, dilukai pantatnya. Ibu dan anak-anaknya diseret ke hadapannya, lalu disakiti. Namun, para penyiksa tak pernah berhasil membuat dia buka mulut tentang Sudisman, salah satu anggota Komite Sentral PKI.

Carmel Budiarjo menyebutnya sebagai perempuan legendaris. Dan ia menuliskan kisah Ambar dalam satu bab bukunya, Bertahan Hidup di Gulag Indonesia (1996)-sebuah rekaman tentang tahun-tahun kelabu di Bukitduri. Tak mengherankan, reuni di sebuah kedai makan di kawasan Matraman Raya, Jakarta Pusat, Rabu malam pekan lalu berlangsung dalam suasana manis getir. Satu per satu sekelompok ibu tua menyalami Carmel. Mereka kawan sepenanggungan di Penjara Bukitduri.

Malam itu, ibu-ibu yang sudah tua itu berkumpul untuk bertukar kabar dengan Carmel Budiarjo. Perempuan Inggris yang bersuamikan pria Indonesia, Suwondo Budiarjo-seorang pengurus Partai Komunis Indonesia-ini sejak 1971 "dipulangkan" ke Inggris oleh rezim Orde Baru, setelah ia mendekam di penjara selama tiga tahun.

Carmel ditangkap dan dipenjarakan dengan dua alasan: menjadi agen komunis dan agen Inggris yang ingin menjatuhkan Presiden Sukarno. Ibu dua anak yang pernah bekerja sebagai penerjemah sejumlah dokumen PKI itu menolak tuduhan itu dengan keras. "Saya bukan PKI," ujarnya kepada TEMPO. Toh, ia tetap "dijemput" pada suatu sore, September 1968, dari rumahnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, saat ia sedang memberi les bahasa Inggris. Kedua anaknya, Anto dan Tari-saat itu baru menjelang remaja-mengintip dari balik tembok rumah tatkala ibu mereka dibawa pergi dengan paksa.

Carmel berusaha menenangkan anak-anaknya. Tapi ia memang tak pernah kembali lagi. Selepas dari penjara, ia diminta segera meninggalkan Indonesia berikut seluruh keluarganya. Perempuan keturunan Yahudi ini sebetulnya sudah "terbiasa" dengan kekerasan politik. Kedua orang tuanya, keturunan Yahudi Polandia, melarikan diri ke Inggris tatkala Nazi membantai semua Yahudi di negeri itu.

Carmel lahir di Inggris, 75 tahun silam. Ia menikah dengan seorang pemuda Indonesia, Suwondo Budiarjo, dan memutuskan jadi warga negara Indonesia (WNI). Ia mengajukan permohonan menjadi WNI pada 1954. Tapi hingga ia masuk penjara, Carmel belum resmi memegang paspor Indonesia. Maka, tatkala ia dipenjara, keluarganya mengupayakan agar kewarganegaraan Inggrisnya dikembalikan. Usaha itu berhasil. Itu sebabnya, selama di penjara, ia tidak disiksa secara fisik. Tapi ia melihat dan mendengarkan semua penyiksaan dari dekat. "Itu teror tersendiri bagi saya," ujarnya.

Kembali ke London, ibu dua anak ini mendirikan organisasi Tapol, yang membantu masalah pembebasan tahanan politik (tapol) di Indonesia. Isu yang mereka tangani kemudian melebar ke masalah hak asasi manusia di Aceh, Timor Timur, Papua, dan Jawa. Pada 1995, wanita keturunan Yahudi Polandia ini menerima Livelihood Award untuk jasa-jasanya "membuat pemerintah Indonesia bertanggung jawab atas perbuatannya dan mengangkat tinggi universalitas hak-hak asasi manusia".

Setahun kemudian, ia menerbitkan Gulag. Nama ini merujuk pada sebuah penjara di Uni Soviet yang menjadi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…