DARI MEJA PERADILAN PENJAHAT PERANG

Edisi: 13/29 / Tanggal : 2000-06-04 / Halaman : 39 / Rubrik : AK / Penulis : Makarim, Nono Anwar , ,


Algojo dari Kibuye?

Dakwaan dalam pengadilan hak asasi manusia sering hanya mengandalkan saksi, bahkan mengabaikan bantahan dokumenter. Sebuah contoh dari kasus Rwanda.

MESKI namanya mirip nama manusia, Alfred Musema adalah iblis peminum darah. Puluhan saksi mengaku melihat dia menjagal dan memimpin ratusan pembantaian dan pemerkosaan. Kecemerlangan pengacaranya, dengan mengajukan timbunan dokumen yang menyangkal kesaksian-kesaksian dramatis itu, gagal meloloskan sang terdakwa. Dua dari tiga hakim lebih percaya pada para saksi. Vonis pun jatuh: sang direktur pabrik teh itu dihukum seumur hidup.

Tapi, adakah Musema memang vampir? Benarkah ia begitu buas dalam salah satu konflik etnis terburuk dalam sejarah itu?

Ia lahir di Prefektur Byumba, Butare, 22 Agustus 1949. Pada 1968, ia dikirim ke Gemboux, Belgia, untuk kuliah di Fakultas Perkebunan Universite d'Etat. Setahun setelah lulus (1974), ia menikahi Claire Kayuku, juga asal Butare, dan beranak tiga. Meniti karir di Departemen Pertanian dan Pembiakan Ternak, Musema dikenal sebagai pekerja keras, cerdas, dan ambisius. Sebentar saja bakat ini terlihat oleh Presiden Juvenal Habrayimana. Pada 1984, sang Presiden menunjuknya menjadi Direktur Pabrik Teh Gisovu. Di tangan Musema, pabrik berumur setahun itu bagai bayi ajaib dan segera mengungguli pabrik-pabrik teh lain yang lebih tua. Para pemain di Pasar Teh London berebut mengincarnya.

Seiring sukses BUMN yang dipimpinnya, ia menjadi orang terpandang di wilayah operasi pabriknya, yang mencakup dua kabupaten, Kibuye dan Gikongoro. Ia juga anggota Dewan Prefektur Byumba, dan anggota panitia teknis di komune Butare. Semua jabatannya jauh dari politik. Alfred Musema adalah teknokrat gemilang.

* Tumpas Tutsi

Pada 6 April 1994 sore, pesawat yang dinaiki Presiden Habrayimana menyembulkan roda, siap mendarat di bandara Kigali, ketika sebuah roket merobek sayap kiri mesin. Kegaduhan di kabin belum reda saat roket kedua menghantam tangki bahan bakar. Dengan gemetar, pilot terus berusaha mendaratkan pesawat yang dibungkus api itu. Begitu roda menyentuh landasan, kobaran itu menjadi dentuman dahsyat. Semua penumpang dan awak pesawat hangus menjadi serpihan.

Empat jam kemudian, kendali pemerintahan direbut oleh elemen-elemen ekstrem Hutu, suku Presiden Habrayimana. Pesawat Presiden, kata mereka, ditembak orang-orang Tutsi yang tak puas dengan kedudukan mereka sebagai…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Antara Solar dan Solar
1994-06-18

Pilot project diterjemahkan pilot proyek, atau status simbol asal kata symbol status. penerjemahan seperti itu…

I
INDONESIA DIINTERVENSI?
2003-01-12

Kemungkinan intervensi militer terhadap indonesia bukan isapan jempol. kemelut timor timur telah membuktikannya. di luar…

K
KITA MENGUNDANG INTERVENSI ASING?
2003-01-12

Banyaknya konflik internal telah dan akan mengundang intervensi asing ke indonesia. tapi tudingan mungkin lebih…