Nukilan Buku Mengadili Kejahatan Radikal

Edisi: 13/29 / Tanggal : 2000-06-04 / Halaman : 50 / Rubrik : AK / Penulis : Murphy, Oren A. , ,


IMMANUEL Kant memberi cap "abnormal" pada apa yang disebutnya "kejahatan radikal". Menurut Kant, perbuatan kejahatan semacam itu berlangsung begitu luas, memaksa, dan teratur sehingga penilaian moral saja tidak memadai. Almarhum Carlos Santiago Nino, pengacara dan penasihat Presiden Raul Alfonsin dari Argentina pada 1980-an, tentang bagaimana mengadili anggota militer yang melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di masa Perang Kotor, menelaah masalah ini.

Pada masa itu berkobar pertikaian antara kaum kiri dan kaum kanan di Argentina, yang dimulai oleh milisia kanan ekstrem dalam memburu dan membunuh para aktivis kiri, dilanjutkan dengan teror militer yang disponsori negara. Bagaimana cara menghukum mereka yang melakukan pelanggaran berat atas hak asasi manusia?

Militer Argentina kalah dalam Perang Malvinas. Presiden Alfonsin muncul setelah rezim militer terpuruk. Ia memanfaatkan suasana "patah hati" angkatan bersenjatanya untuk menjalankan beberapa kebijakan hukum dan mengambil serangkaian tindakan yang tak mungkin "selamat" jika militer masih kuat. Rezim militer Argentina berhasil mengegolkan undang-undang, sebelum mereka mundur ke barak, yang memaafkan semua "dosa" mereka selama Perang Kotor.

* Armenia Sampai Argentina

Sepanjang abad ke-20, terjadi banyak pelanggaran hak asasi manusia secara masif, tapi hingga kini belum ditemukan cara yang menyeluruh untuk menghadapinya. Hampir di setiap benua terjadi kekejian terhadap kemanusiaan. Pembantaian 600 ribu orang Armenia telah dimulai sejak 1914 oleh Pemuda Turki. Nazi membunuh jutaan orang pada Perang Dunia II. Rezim Stalin membantai 17 juta sampai 20 juta orang karena alasan politik. Pembantaian oleh tentara Amerika Serikat di Mailai pada Perang Vietnam mencatat sampai 400 orang yang dibunuh, diperkosa, dan disiksa.

Ada pembantaian terhadap penduduk muslim di Bosnia, ada pembunuhan massal terhadap suku Tutsi di Ruanda, dan ada Ladang Pembantaian di Kamboja, yang disiram darah manusia oleh Khmer Merah. Diktator militer Argentina membunuh ribuan orang yang menentangnya pada masa yang disebut Perang Kotor pada dasawarsa 1970. Daftarnya panjang. Akhirnya tak kunjung tampak.

Di Argentina, kekejian dimulai dengan kudeta militer terhadap Isabel Peron, pada 24 Maret 1976, ketika korupsi merajalela, ekonomi sangat berat, dan kekerasan menjalar ke mana-mana antara golongan kiri dan kanan. Junta militer yang merampas kekuasaan terdiri atas Jenderal Videla, Laksamana Massera, dan Brigjen Agosti. Jenderal Videla jadi presiden. Junta melancarkan gelombang kekerasan tak bertara. Penculikan, penyiksaan, dan eksekusi di tempat orang-orang yang dianggap subversif meruyak.

Kekerasan seperti ini sering kali mencakup "menerjunkan" orang-orang yang dianggap subversif dari kapal terbang ke laut, memerkosa perempuan di depan keluarganya, menyengat dengan listrik, dan bentuk-bentuk siksaan lainnya. Perang Kotor, yang konon dilancarkan terhadap gerilyawan kiri, tidak lama kemudian diarahkan pada setiap orang yang menentang rezim, bahkan pada segala bentuk perlawanan. Pada 16 September…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Antara Solar dan Solar
1994-06-18

Pilot project diterjemahkan pilot proyek, atau status simbol asal kata symbol status. penerjemahan seperti itu…

I
INDONESIA DIINTERVENSI?
2003-01-12

Kemungkinan intervensi militer terhadap indonesia bukan isapan jempol. kemelut timor timur telah membuktikannya. di luar…

K
KITA MENGUNDANG INTERVENSI ASING?
2003-01-12

Banyaknya konflik internal telah dan akan mengundang intervensi asing ke indonesia. tapi tudingan mungkin lebih…