Wawancara Ichlasul Amal: "sekarang, Universitas Yang Menekan Pusat"
Edisi: 05/29 / Tanggal : 2000-04-09 / Halaman : 36 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,
BALAIRUNG Universitas Gadjah Mada tiba-tiba kehilangan keheningannya tatkala ribuan orang memenuhi halamannya, Sabtu pagi, dua pekan silam. Mereka mengacungkan sejumlah poster sembari membacakan protes. Suasana riuh. Namun, tatkala seorang pria berumur dengan perawakan langsing berpidato di tengah para pendemo, halaman balairung itu kembali hening sesaat-sebelum pecah oleh sorak-sorai dan tepuk tangan.
Pria yang banyak mendapat aplaus itu bernama Ichlasul Amal, orang nomor satu di universitas tersebut. Namun, orasi yang dia ucapkan kali itu bukan pidato seorang rektor. Ichlasul hadir di sana sebagai salah satu dosen dan karyawan UGM yang menggelar demo. Mereka menentang kebijakan pemberian tunjangan jabatan struktural bagi pegawai negeri sipil yang dinilai sangat tidak adil.
Peristiwa di balairung itu hanya sebagian kecil dari dinamika kehidupan Ichlasul, 58 tahun, sebagai Rektor UGM. Sejak memimpin universitas itu dua tahun silam, Ichlasul menunjukkan solidaritas yang tinggi kepada warga kampusnya. Ia hadir bersama mahasiswa ketika UGM berdemo menentang Soeharto dan menuntut pembentukan presidium dalam pemerintahan yang baru. Ichlasul, bersama mahasiswanya, ikut meramaikan gelombang manusia di Alun-Alun Utara Yogyakarta tatkala ada aksi damai sejuta umat yang menuntut Soeharto lengser. Lalu, ketika kabinet berganti, Ichlasul menolak menjadi menteri kabinet Habibie karena solider dengan para civitas academica.
Tak aneh, ayah dua anak ini amat populer di kampusnya. Para mahasiswa bahkan menginap di halaman rumahnya tengah malam untuk "mencegah" sang Rektor meninggalkan Yogya-ketika beredar kabar ia menjadi menteri kabinet Habibie. Gadjah Mada dan Yogya agaknya sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup pria kelahiran Jember, Jawa Timur ini.
Ichlasul masuk UGM pertama kali pada 1961 sebagai mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik. Enam tahun kemudian, ia lulus dan menempuh studi pascasarjana di Northern Illinois De Kalb University, Amerika Serikat. Gelar master bidang politik ia peroleh pada 1974. Setelah itu, doktor lulusan Monash University (1985) ini memulai karirnya sebagai birokrat kampus. Ia menjadi Direktur Pusat Antar-Universitas (PAU) Studi Sosial UGM (1986-1988), Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM (1988-1994), lalu Direktur Program Pascasarjana UGM (1994-1998). Dan sejak 1998, ia resmi memimpin bekas almamaternya sebagai Rektor UGM ke-11.
Setelah menjadi rektor, penggemar tenis ini pindah ke lantai dua Gedung Pusat UGM. Kantornya, yang menghadap ke sebuah hutan, adalah ruangan bernuansa cokelat yang menyimpan banyak jejak masa lalu. Foto para bekas rektor-sebagian besar sudah meninggal-tergantung rapi di salah satu dindingnya. Meja kerja rektor serta seperangkat kursi tamu di situ adalah perabot yang diboyong dari Kampus UGM di Pagelaran Keraton Yogyakarta-setengah abad silam. Di ruang itulah Ichlasul merancang cita-cita tentang kemandirian kampusnya. "Kini sudah tidak ada tekanan dari pusat. Tapi juga tidak ada aliran proyek seperti dulu. Jadi, kita harus belajar mandiri," ujarnya kepada TEMPO.
Di ruang kerja penuh buku, ensiklopedia, serta vandel itu, Ichlasul tampil jauh dari keformalan seorang pejabat eselon: hem lengan panjang tanpa dasi. Untuk makan siang, ia cukup menyantap nasi bungkus yang dibelikan stafnya di warung Padang. Menu yang sama pula yang ia sajikan ketika diwawancarai wartawan TEMPO, R. Fadjri, di ruang rektor di lantai dua Gedung Pusat UGM, pekan lalu. Semua pertanyaan dijawab Ichlasul dengan gaya yang tak berubah sejak ia masih mahasiswa: spontan, lugas, tak bertele-tele. Petikannya:
Apakah Anda ikut menggerakkan demo…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…