Aborigin, Bak Tuan Tanah Yang Terpidana
Edisi: 52/28 / Tanggal : 2000-03-05 / Halaman : 67 / Rubrik : LN / Penulis : K, Hermien Y. , P, Purwani D. , H, Bambang
JOHNNO Warramarrba telah berpulang. Dengan gulungan seprai melilit di leher, remaja Aborigin berusia 15 tahun itu pergi menemui arwah nenek moyangnya. Barangkali ia ingin segera mengunjungi Zaman Mimpi, yang dipercaya puak asli Australia sebagai daerah bebas ketidakadilan, tempat semua arwah bertemu dan hidup aman tenteram untuk selamanya.
Tapi, kepergiannya dengan menggantung diri itu telah mengguncang ketenteraman Australia selama berpekan-pekan. Sebab, nama Johnno kini telah menjadi simbol perlakuan tak adil terhadap suku Aborigin dan memunculkan gelombang protes besar di masyarakat. Protes itu bergema hingga ke markas PBB di New York dan menyebabkan sang Sekretaris Jenderal, Kofi Annan, pekan lalu menugasi Ketua Komisi Hak Asasi Manusianya, Mary Robinson, agar meneliti apakah Australia telah memberlakukan sebuah undang-undang yang bersifat rasialis dan diskriminatif.
Undang-undang itu bernama Mandatory Sentencing Law. MSL menyebabkan hakim…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…