Wawancara Andi Hakim Nasution: "Dengan Matematika, Orang Tak Jadi Papan Selancar Politik"

Edisi: 44/28 / Tanggal : 2000-01-09 / Halaman : 32 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


DI sebuah rumah tua yang tenang, di kawasan Ciwaringin, Bogor, Andi Hakim Nasution seperti selalu kembali ke masa lalu. Di rumah itu, ayahnya, Anwar Nasoetion Gelar Mangaraja Pidoli-seorang dokter hewan pada zaman Belanda-membesarkan Andi Hakim. Di antara ruang-ruang rumah yang penuh kenangan, Andi seperti tak henti menyimak kembali ajaran-ajaran ayahnya yang adalah juga seorang peneliti. Salah satu wasiat Anwar kepada Andi adalah: tekunilah ilmu pertanian agar cepat mendapat kerja. Anak sulung dari lima bersaudara itu menjalankan wasiat sang ayah dengan patuh. Hasilnya? Ia bukan cuma cepat bekerja selepas kuliah. Lebih dari itu, "ilmu pertanian" ternyata mengantarkan Andi ke tingkat kemasyhuran yang layak diperoleh seorang cendekiawan.

Pria yang lahir pada 30 Maret 1932 ini melewatkan masa kanak-kanaknya di Bogor. Di sana pula ia meraih gelar insinyur pertanian dari IPB pada 1958 dengan predikat cum laude. Sedangkan gelar doktor diraihnya dari North Carolina State University, AS, pada 1964. Setahun kemudian, Andi kembali ke Tanah Air dan resmi menjadi dosen IPB justru ketika kampusnya sedang bergolak gara-gara perang ideologi-menjelang peristiwa berdarah G30S. Pada 1965, Andi diangkat menjadi dekan Fakultas Pertanian (Faperta) IPB hingga 1969.

Ayah tiga anak ini sempat menjadi direktur pendidikan sarjana (1971) dan direktur sekolah pascasarjana di kampus tersebut sebelum menjadi rektor IPB selama dua periode (1978-1987). Sebagai dosen, keberhasilannya tak diragukan lagi. Namun, yang mengangkat nama Andi Hakim begitu tinggi adalah karirnya sebagai guru besar statistika dan genetika kuantitatif-dua ilmu yang selalu ada dalam pikirannya dan karya-karya ilmiahnya.

Ia adalah satu dari amat sedikit ahli statistika dan matematika yang hebat di negeri ini. Ia mendesain dan merintis pengajaran statistika dan matematika dengan cara yang seharusnya: membuat orang berpikir logis, bukan sekadar memahami perihal hitung-menghitung. Tulisan ilmiahnya tersebar di berbagai buku dan artikel, antara lain Daun-Daun Berserakan, Reaching The Best, Landasan Matematik, Aljabar Matrik, dan Teori Statistika. Metode Statistika ditulisnya dalam edisi Indonesia dan Inggris. Menulis memang bukan hal baru baginya. Pada usia 18 tahun, ia menulis buku fiksi berjudul Anak-Anak Bintang Pari.

Dalam usia 67, kegiatan Andi masih padat. Ia kini menjabat rektor Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Bandung dan masih mengajar di IPB. Ia juga tetap menulis artikel dan buku, termasuk sebuah buku dakwah. Salah satu keunggulan Andi Hakim adalah ingatannya yang numerik dan kognitif. Ia lektor luar biasa pertama IPB untuk matematika. Tak mengherankan, guru besar ini masih menjadi Ketua Dewan Juri Lomba Penelitian Ilmiah Remaja sejak 23 tahun lalu, serta membimbing anggota Tim Olimpiade Matematika Indonesia.

Namanya juga mengingatkan orang pada berbagai inovasi dalam dunia pendidikan, seperti pembagian pendidikan tinggi dalam tiga strata dan seleksi masuk ke universitas tanpa melalui ujian masuk.

Dua pekan lalu, di rumah tua yang penuh jejak masa lalu itu, Andi Hakim, yang tampak sehat dan awet muda, menerima wartawan TEMPO I Gusti Gede M.S. Adi untuk sebuah wawancara khusus.
Petikannya:

Anda merintis penerimaan mahasiswa tanpa tes di IPB sejak 1976. Bagaimana awal lahirnya ide tersebut?
Ide itu sudah ada sebelumnya. Tapi calon mahasiswa yang dikirim memakai rekomendasi dari mana-mana, seperti gubernur. Ini berbahaya karena bisa menumbuhkan kolusi. Ketika itu saya diangkat menjadi ketua program penerimaan mahasiswa baru IPB 1975. Rektor IPB ketika itu memerintahkan agar IPB menerima seribu mahasiswa untuk tahun ajaran baru.

Kenapa jumlahnya sedemikian melonjak? Kan, IPB biasanya hanya menerima 200…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…