Kay Rala Xanana Gusmao: "Saya Menaruh Harapan pada Amien Rais"

Edisi: 06/27 / Tanggal : 1998-11-16 / Halaman : 32 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


TANGGAL 12 November tujuh tahun silam. Mata dunia menyorot sebuah peristiwa Dili, sebuah kejadian yang di kemudian hari disebut sebagai tragedi Santa Cruz, suatu peristiwa yang kemudian menyebabkan puluhan warga Timor Timur (Timtim) tewas. Peristiwa itu dimulai dengan sebuah misa pemakaman Sebastiao Gomes di Gereja Motael, yang tewas akibat kerusuhan 28 Oktober. Upacara khidmat itu kemudian berubah menjadi arena unjuk rasa karena kebetulan Komisi Hak Asasi Manusia PBB tengah berkunjung. Unjuk rasa yang kemudian diakhiri dengan penembakan terhadap anak-anak muda Timtim itu hingga kini menjadi sebuah luka yang tak mudah dilupakan.

Lalu, di manakah sosok Xanana Gusmao saat itu?

Menurut pemerintah Indonesia, Xananalah yang melakukan provokasi dalam insiden ini. Sebagai pimpinan tertinggi Falintil -- pasukan gerilyawan yang menginginkan Timtim merdeka -- Xanana hari itu tengah berada di dekat Dili. Tapi apakah memang dia yang berperan? Bagi Xanana, yang bernama lengkap Kay Rala Xanana Gusmao, peristiwa itu adalah satu kejadian yang menimbulkan perasaan yang campur aduk. Setiap kali ia mengingat apa yang disebutnya sebagai tragedi Santa Cruz, "Ada rasa sedih. Namun, seiring dengan waktu, kepedihan itu menguap. Dan kami harus berjuang kembali," ujar Xanana.

Lucunya, meski sudah jelas Xanana dianggap pejuang di mata warga Timtim, ia tak lebih seorang dari kriminal senjata api dan bos gerombolan pengacau keamanan (GPK) di mata pemerintah Indonesia.

Penjara Cipinang, tempat ia menjalani total hukuman 20 tahun, menjadi saksi betapa populernya pria kelahiran Manututo, 20 Juni 1946 ini. Pada hari Rabu dan Minggu komandan Falintil ini sibuk meladeni puluhan tamu dari dalam dan luar negeri. Ze, sebutan akrab Xanana, tak ubahnya selebriti yang menghadapi puluhan penggemar. Di LP Cipinang Xanana biasanya muncul di ruang besuk pukul 10.00 dan menyapa tamu-tamunya dalam bahasa Tetun, Portugis, Inggris, atau Indonesia, tergantung kepada siapa ia berbicara. Khusus untuk teman-teman dekat dan kerabat, ada tambahan bonus: pelukan dan ciuman.

Pria setinggi 178 cm ini memang tampan dan rapi, jauh dari kesan gerilyawan yang pernah 18 tahun hidup di hutan-hutan di berbagai kawasan pegunungan Timtim.

Perjalanan Presiden Conselho Nacional Resistencia de Timorese (CNRT) atau Gerakan Perlawanan Nasional Rakyat Timtim ke Cipinang itu adalah akhir dari safari panjang di hutan-hutan kawasan pegunungan Timtim, di mana Xanana berseteru dengan tentara Indonesia selama 16 tahun. Perlawanannya patah pada Jumat subuh, 20 November 1992. Di sebuah rumah di desa Labane Barat, Dili, pasukan baret merah pimpinan Kapten Teddy Laksamana menyergap bos gerilyawan Falintil itu, yang baru selesai mandi.

Tanggal 20 Mei 1993 ia divonis hukuman bui seumur hidup -- dikurangi menjadi 20 tahun tahun penjara oleh grasi Presiden Soeharto pada 17 Agustus 1993 -- oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Dili. Ia sempat dikurung di Lembaga Pemasyarakatan Kedungpane, Semarang, sebelum akhirnya dipindahkan ke Cipinang pada pertengahan 1993. Xanana mengaku rindu benar kembali ke Timtim. Ia mencintai keindahan bukit-bukit di seputar Baucau, yang amat akrab dengannya semasa ia di hutan. Sesekali, bila kenangan melankolik pada tanah kelahirannya itu tak lagi tertahankan, ia menuangkan perasaannya dengan melukis. Berikut adalah petikan wawancaranya dengan wartawan TEMPO Yusi A. Pareanom, Leila S. Chudori, dan Hermien Y. Kleden.

Apa yang sebenarnya terjadi di Santa Cruz tanggal 12 November…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…