Wan Azizah: "saya Tak Sepeti Megawati..."
Edisi: 02/27 / Tanggal : 1998-10-19 / Halaman : 40 / Rubrik : LN / Penulis : , ,
RUMAH di puncak bukit Damansara itu telah menjelma menjadi
sebuah "kantor aktivis". Dengan pintu gerbangnya terkuak lebar
dan sebuah tenda tempat tamu berteduh, tumpukan kursi plastik,
dan setengah lusin anak berusia tanggung sibuk bermain bola
basket di lapangan di sebelah tenda -- dua diantaranya adalah
putera Anwar -- rumah ini memperlihatkan betapa aktivitas
terus-menerus hidup, meski pemiliknya tengah disekap di antara
empat dinding yang bisu.
Inilah rumah pribadi Anwar Ibrahim, wakil perdana menteri
Malaysia yang baru saja dipecat dan kini meringkuk di tahanan
polisi karena tuduhan penyalahgunaan wewenang dan perkara seks.
Tuduhan itu, oleh keluarga dan para pendukungnya, dianggap
bohong belaka. Itu sebabnya mereka rajin bertandang ke rumah ini
untuk menyusun rencana perlawanan. Atas pesan Anwar yang
mengetahui ia akan ditangkap, perlawanan itu kini berada di
bawah komando Datin Wan Azizah Ismail. Dokter spesialis mata
berusia 46 tahun ini, seperti kebanyakan wanita Melayu,
mengenakan kerudung. Ibu enam anak yang lebih suka mengurus
keluarganya daripada memimpin gerakan politik itu menerima
Fikri Jufri, Bambang Harymurti dan Rully Kesuma dari TEMPO di
ruang aula yang terbilang sederhana untuk ukuran rumah seorang
bekas pejabat tinggi Malaysia. Beberapa pengacaranya ikut
mengikuti wawancara ini dengan cermat. Maklum, kasus yang sedang
disidangkan di negeri ini tak boleh dibicarakan secara umum.
Stiker proreformasi di sekitar rumah menandakan perlawanan ini
memang masih berlangsung. Berikut adalah petikan wawancara
selama hampir satu jam yang dilakukan dengan bahasa Inggris dan
Indonesia itu.
Bagaimana perasaan Anda bertemu kembali dengan suami di
persidangan?
Saya merasa sangat khawatir karena dia memakai pembebat leher
(collar). Dia sudah lama tak memerlukan pembebat leher itu.
Seingat saya sudah lebih dari lima tahun, karena itu saya sangat
khawatir. Ibu mertua saya juga ikut karena tak pernah melihat
suami saya lagi sejak ia ditangkap. Namun, polisi mencoba
menghalangi dia mendekati anaknya. Bahkan kami tak diizinkan
duduk di belakangnya. Kami semua memaksa, dan ketika kami
berhasil duduk di belakangnya, seorang petugas polisi datang
menghampiri dan mengatakan saya harus mengosongkan kursi itu dan
memberikan kursi itu kepada seorang perwira polisi senior. Saya
katakan tidak. Saya khawatir terhadap nasib suami saya di
tahanan dan menyatakan kekhawatiran saya itu. Ternyata,
kekhawatiran itu beralasan. Sebab, begitu suami saya muncul di
pengadilan, semua orang dapat melihat keamanan suami saya di
tahanan polisi tidak terjamin.
Apa kata Datuk Anwar Ibrahim kepada Anda di sidang?
Dia sebenarnya tak boleh berbicara (dengan saya). Tapi ia
mengatakan, "I am alright." Dalam beberapa kesempatan yang
diambil dengan mencuri-curi, ia mengatakan kepada saya bahwa
berat badannya surut 9 kilogram. Bahwa ia hanya makan roti…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…