Bunga Itu Gugur Dari Pentas Sejarah
Edisi: 07/28 / Tanggal : 1999-04-26 / Halaman : 68 / Rubrik : OBI / Penulis : Kleden, Hermien Y. , ,
DI Paviliun Cendrawasih, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rahmi Hatta tercenung pada suatu sore, Mei, 1981. Matanya berkaca-kaca, menerawang jauh. "Saya terkenang pada Bapak," ujarnya kepada seorang wartawan yang berkunjung. Ia lalu bicara tentang kenangan kepada almarhum suaminya. Mohammad Hatta berangkat ke alam baka pada Juni 1980. Dan Rahmi harus menunggu 18 tahun sebelum waktu kembali menentukan peruntungannya dengan laki-laki kecintaannya itu.
Selasa silam, 13 April, maut menjemputnya. Maka, Rahmi, perempuan beruntung itu, tak perlu lagi menyimpan kenangan apa pun kepada Hatta. Takdir dan nasib telah membawanya pergi ke sebuah tempat yang setiap kenangan tak lagi diperlukan dan setiap pertemuan tak lagi mengenal kata berpisah. Di ruang perawatan intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, dikelilingi beberapa anak, cucu, dan menantu, dengan tenang dan bahagia, ia mengucapkan selamat tinggal kepada kehidupan.
Siti Rahmiati Hatta lahir di Bandung, 16 Februari 1926. Ia menyelesaikan pendidikan Christelijke Lyceum (setingkat SMA) di kota yang sama. Ia berjumpa dengan Bung Hatta pertama…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…