Bercermin Pada Ambon
Edisi: 01/28 / Tanggal : 1999-03-15 / Halaman : 15 / Rubrik : OPI / Penulis : , ,
Kota itu bertahun-tahun punya citra sebagai tempat yang asyik. Lagu-lagu Maluku yang gembira bernyanyi tentang "Sinyo Ambon" yang riang, pantai yang dihiasi "ombak putih-putih", dan tentang "suara tifa ramai-ramai". Tapi kini apa yang terjadi? Ribuan orang saling membinasakan, dan tak banyak yang tahu apa yang menyebabkannya.
Jauh benar jarak informasi itu. Jauh pula jarak antara suara besar para pemimpin di Pusat dan kemampuan mereka untuk mengatasi keadaan. Suara besar ini_bukan berasal dari pemerintahan Habibie, tapi jauh sebelumnya_telah menyebabkan bertahun-tahun lamanya orang Indonesia mengira bahwa pemerintah, khususnya birokrasi sipil dan militernya, bisa membereskan apa saja. Tapi sampai hari ini tak banyak yang bisa diperbuat oleh birokrasi itu, setelah hampir 200 orang tewas dengan kekerasan yang mengerikan.
Suara besar itu juga yang menyebabkan orang di Jakarta mengidap sejenis narsisme politik: apa yang terjadi di Ambon (atau di mana saja) adalah perpanjangan dari politik di tingkat atas di Jakarta. Itu sebabnya ada bisik-bisik yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.