Merdeka Atau Nanti
Edisi: 18/27 / Tanggal : 1999-02-08 / Halaman : 15 / Rubrik : OPI / Penulis : , ,
Di pertengahan 1974 itu sebuah referendum disiapkan agar rakyat bisa menentukan pilihannya. Ada partai yang ingin Timor Timur merdeka dengan naungan Portugal (UDT). Ada yang menghendaki merdeka penuh dengan sosialisme (Fretilin). Ada juga yang menyatakan mau bergabung dengan Indonesia (Apodeti).
Tetapi referandum itu gagal. Yang terjadi malah kekerasan. Senjata menyalak. Dikabarkan 40 ribu pengungsi masuk ke Timor wilayah Indonesia. PBB pun menyerukan agar Indonesia dan Australia membantu para pengungsi.
Indonesia setuju. Tetapi bukannya tanpa agenda lain. Di Jakarta ada unsur militer yang melihat dekolonisasi oleh Portugis ini--dan kekacauan yang timbul--sebagai peluang untuk mengambil alih Timor Timur. Di bawah kendali Ketua Operasi Khusus (Opsus) Letjen Ali Moertopo--orang kepercayaan Soeharto waktu itu--infiltran, provokator, dan agen-agen gelap lain masuk ke dalam kekacauan wilayah itu. Klimaksnya 6 Desember 1975: pasukan Indonesia memasuki teritorium orang lain itu. Sejak itu kebrutalan meningkat.
Alasan mengambil Timor Timur sebetulnya tak amat kuat--hanya hasil "analisis strategis" jenderal-jenderal yang ingin "action" atau perlu alasan beli senjata baru. Timor Timur tak dikenal punya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Transparansi Bujet Informan
2007-11-18Menjadikan teroris sebagai informan harus disertai aturan jelas. perlu pengawasan anggaran yang ketat.
Kisruh Tabung Gas Pertamina
2007-11-18Pemerintah akhirnya menyetujui impor tabung gas. program konversi energi tak bisa ditunda.
Singkirkan Makelar Sumur Minyak
2007-11-25Harga minyak meroket, investor pun datang berebut. bagi yang mangkir, penalti harus dijatuhkan.