Abdurrahman Wahid: "Pada Waktunya Nanti, Saya Akan Non-Aktif..."

Edisi: 16/27 / Tanggal : 1999-01-25 / Halaman : 58 / Rubrik : PRO / Penulis : Riyanto, Agus S. , Manggut, Wenseslaus


CIGANJUR membuka tirai 1999 dengan dua tangan yang terbuka, dan pintu yang terbuka lebar itu meraih sekitar 1.500 orang yang semuanya memiliki persoalan sendiri-sendiri, kemudian ramai-ramai menumpahkannya kepada penghuni Ciganjur itu, seolah-olah sosok Abdurrahman Wahid bisa menyangga seluruh persoalan alam semesta. Namun, Gus Dur, demikian nama populernya, dengan tenang menjawab pertanyaan para pengunjung acara "open house" di rumahnya, tanpa pretensi bahwa ia bisa menyelesaikan semua persoalan umat di muka bumi ini. Simaklah adegan ini:

Seorang lelaki bernama Srihadi, berusia 30 tahun, asal Tulungagung, berkisah tentang tragedi hidupnya. Ia mengaku seorang yang baru masuk agama Islam dua tahun silam. Penderitaan dimulai antara lain ketika rumah kakaknya_yang kebetulan setia kepada PDI Soerjadi_dibakar massa. Kakak iparnya diperkosa. Sementara itu, ia sendiri, setelah menikah sebulan, istrinya meninggal dunia akibat kanker paru-paru. Setelah ia menikah lagi, anaknya divonis menderita kanker mata. "Saya tak tahu lagi harus bagaimana, Gus. Saya minta kekuatan," kata Srihadi dengan nada lirih. Gus Dur, kali ini bagai seorang kawan, memegang tangan Srihadi. "Kapan-kapan datang ke sini lagi dan kita pecahkan bersama persoalan Anda," tuturnya dengan suara bergetar. Ia kemudian bercerita tentang bagaimana penderitaan para pengikut Nabi yang disiksa terik matahari.

Dengar lagi suara pengunjung lain: "Saya adalah utusan Sunan Kalijaga dan saya minta diantar pada Menteri Agama dan Presiden Habibie, dan saya siap bersedia untuk menyelamatkan segala kekacauan yang timbul di negara ini," demikian Triyono, asal Boyolali, Jawa Tengah. Pernyataan mantap itu disambut dengan gaya simpatik, meski Gus Dur juga tak mengumbar janji. "Selama ini tidak gampang diterima oleh Presiden. Biasanya mereka menanyakan dari lembaga mana. Tetapi nanti saya sampaikan."

Gus Dur tidak berpretensi akan bisa menyelesaikan semua persoalan yang diajukan kepadanya. Maklum, pertanyaan dan permintaan para pengunjung itu beragam. Mulai soal meminta jodoh, meminta didoakan agar pernikahannya sukses, mencoblos partai apa dalam pemilu nanti, hingga kritik terhadap…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Abdurrahman Wahid: "Pada Waktunya Nanti, Saya Akan Non-Aktif..."
1999-01-25

Ciganjur membuka tirai 1999 dengan dua tangan yang terbuka, dan pintu yang terbuka lebar itu…