Putu Sugianitri: Bung Karno Tak Dirawat Seperti Pak Harto

Edisi: 48/36 / Tanggal : 2008-01-27 / Halaman : 36 / Rubrik : WAW / Penulis : Dewanto, Nugroho , Hasan, Rofiqi,


PUSARAN sejarah menyedot seorang remaja putri mengikuti hari-hari terakhir bekas presiden Soekarno. Putu Sugianitri, nama gadis itu, lulus Sekolah Brigadir Polisi Wanita di Sukabumi, Jawa Barat, tepat di hari yang kini dikenang sebagai peristiwa meletusnya G-30-S. Ia masih lugu dan buta politik.

Belum lama menjadi bintara polisi, Putu, kini 60 tahun, ditempatkan menjadi pengawal keluarga Presiden di Istana. Saat itu situasi politik begitu genting. Bung Karno menjadi sasaran kritik karena dianggap melindungi Partai Komunis Indonesia yang memberontak.

Tak seperti ajudan Bung Karno yang lain, Nitri, panggilan remaja itu, bertugas dengan pakaian biasa. Dia menyaksikan kesehatan Bung Karno cukup baik selama di Istana, namun merosot drastis setelah tinggal di Wisma Yaso, rumah salah satu istrinya, Dewi Soekarno, yang kini menjadi Museum Satria Mandala.

Apa yang dialami Bung Karno selama di Wisma Yaso sampai sekarang masih menjadi misteri. Dokter Kartono Mohamad, yang pernah mempelajari catatan tiga perawat dan mewawancarai para dokter yang merawat kesehatan proklamator ini, menyimpulkan Bung Karno ditelantarkan di hari-hari terakhirnya (lihat kolom Kartono Mohamad).

Saat Bung Karno menderita infeksi ginjal akut, ia hanya diberi vitamin B-12, B kompleks, royal jelly, dan Duvadillan, obat untuk mengatasi penyempitan pembuluh darah periferi. Obat-obatan yang lebih baik dan mesin cuci darah sebetulnya sudah tersedia pada masa itu, tapi tak pernah diberikan. ”Pak Mahar Mardjono (dokter kepresidenan Soekarno—Red.) pernah mengatakan resep yang ditulisnya tak ditukar menjadi obat,” ujar Kartono.

Putu Sugianitri masih ingat saat Bung Karno menghadiri acara pernikahan anaknya, Guntur, dengan wajah bengkak dan penampilan lusuh. ”Jauh sekali keadaannya dibanding ketika beliau masih tinggal di Istana,” ujarnya.

Di rumahnya yang asri di kawasan Renon, Denpasar, Bali, Selasa pekan lalu, Nitri menuturkan pengalamannya selama mendampingi bekas presiden itu kepada Nugroho Dewanto dan Rofiqi Hasan dari Tempo.

Sebagai ajudan pribadi terakhir Bung Karno, sehari-hari apa tugas Anda?

Saya bertugas menyediakan makanan kecil dan minuman buat Bapak sarapan. Makanan yang digemari Bapak adalah hunkue dan lemper. Hunkue yang tidak pakai pewarna itu berisi pisang kepok. Lempernya dibungkus dengan daun pisang warna…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…