Sri Mulyani Indrawati: Kelompok Menengah-bawah Akan Badly Hurt
Edisi: 13/37 / Tanggal : 2008-05-25 / Halaman : 242 / Rubrik : WAW / Penulis : Tim Tempo, ,
SETELAH beberapa kali menjamin tak akan menaikkan harga bahan bakar minyak sampai 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terpaksa menjilat ludahnya sendiri. Tiga pekan lalu, ia menyatakan akan menaikkan harga minyak dalam kisaran 20-30 persen. Namun pengumuman belum juga dilakukan, sementara aksi antikenaikan harga minyak sudah meledak di seluruh penjuru Tanah Air. Gesekan bahkan mulai terjadi antara pengunjuk rasa dan polisi. Ihwalnya, para demonstran dianggap mengganggu ketertiban dengan mencoba memblokade stasiun pengisian bahan bakar umum. Bahan bakar minyak memang komoditas yang menjadi hajat hidup orang banyak di Indonesia. Di sisi lain, saat ini pemerintah menghadapi situasi pelik lantaran harga minyak dunia terus membubung menembus US$ 125 per barel. Bila harga minyak tidak dinaikkan, subsidi minyak dan listrik diperkirakan akan membengkak hingga Rp 265 triliun. Itu berarti memakan seperempat anggaran negara. Salah satu menteri yang ekstrasibuk gara-gara tingkah liar si emas hitam ini adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Mengenakan batik terusan berwarna ungu, Bu Menteri menjelaskan panjang-lebar alasan pemerintah menaikkan harga minyak kepada Tempo di kantornya, di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat siang pekan lalu. Apa pengaruh terhadap anggaran jika pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak 30 persen? Kenaikan harga bahan bakar bukan hanya masalah anggaran pendapatan dan belanja negara, tapi harus dilihat dimensi yang lebih besar lagi. Kami tidak cuma melihatnya dari aspek membengkaknya subsidi bahan bakar dari Rp 126 triliun menjadi Rp 190 triliun, tapi mari kita lihat keseluruhannya. Apa sebabnya pemerintah akhirnya memutuskan menaikkan harga bahan bakar minyak, padahal sebelumnya ngotot tidak akan menaikkannya sampai 2009? Pertama, pemerintah melihat keseluruhan postur anggaran. Dengan kenaikan harga minyak yang diperkirakan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) bisa sampai US$ 200 per barel, apakah pemerintah mau membiayai subsidi terus? Dengan kenaikan harga minyak, subsidi untuk bahan bakar saja membengkak sampai Rp 190 triliun. Dengan tidak menaikkan harga bahan bakar, terjadi disparitas harga yang tinggi sekali dengan negara-negara tetangga, yang deviasinya sudah di atas…
Keywords: Wawancara Sri Mulyani, 
Foto Terkait
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…