Boediono: Kita Tidak Main Belakang

Edisi: 15/37 / Tanggal : 2008-06-08 / Halaman : 129 / Rubrik : WAW / Penulis : M. Taufiqurohman,, Handayani, Anne L., Gandhi, Grace S.


Bank Indonesia sudah punya pemimpin baru. Kamis dua pekan lalu, mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu diambil sumpahnya oleh Wakil Ketua Mahkamah Agung Marianna Sutadi. Boediono kembali ke Kebon Sirih setelah 10 tahun silam dia pernah menjadi salah satu Direktur Bank Indonesia. Kehadiran Boediono diharapkan bisa memulihkan nama baik Bank Indonesia, yang tercoreng kasus suap di Dewan Perwakilan Rakyat.

Menteri Keuangan di era Presiden Megawati ini juga dihadapkan pada masalah moneter yang tak kalah pelik. Nilai tukar rupiah terus digoyang ke level di bawah Rp 9.300 per dolar. Harga minyak melambung sampai di atas US$ 130 per barel. Inflasi diperkirakan juga bakal menembus dua digit. ”Pemerintah dan Bank Indonesia harus kompak menghadapi semua itu,” katanya ketika menerima M. Taufiqurohman, Anne L. Handayani, Grace S. Gandhi, Eko Nopiansyah, dan fotografer Ramdani dari Tempo, di kantornya, Rabu pekan lalu. Meskipun banyak tersenyum, Boediono tetap irit bicara.

Dengan terus naiknya harga minyak, target-target pemerintah di anggaran pendapatan dan belanja negara diperkirakan meleset. Bagaimana Bank Indonesia akan menjaga ini?

Dalam situasi seperti ini memang diperlukan kerja sama yang lebih erat antara fiskal dan moneter, antara pemerintah dan Bank Indonesia. Tidak hanya secara umum, tapi lebih konkret dan spesifik. Jadi masalah-masalah pengendalian indikator makro yang menentukan atau mempengaruhi banyak sekali unsur ekonomi dan aspek ekonomi, apakah itu kurs, suku bunga, inflasi, atau pertumbuhan, harus dijaga bersama.

Artinya, meskipun masing-masing independen, jangan ada jarak lagi antara kebijakan fiskal dan moneter. Pengambilan keputusan harus bisa saling menampung kepentingan masing-masing. Untuk masalah fiskal dan moneter seperti defisit atau pembiayaan, kedua belah pihak perlu berkonsultasi. Di masa lalu, ada kalanya (hubungan) itu tidak terlalu smooth. Tapi, dalam situasi seperti sekarang, perlu smooth.

Pertumbuhan triwulan pertama ternyata masih lebih baik daripada tahun lalu?

Ya, sebenarnya pertumbuhan sedang dalam momentum picking-up. Infrastruktur yang mulai dipersiapkan pada periode 2006-2007 sudah banyak yang berada pada tahap implementasi sekarang. Jadi di lapangan memang ada kegiatan. Masalahnya sekarang adalah menjaga stabilitas, terutama ke depan.

Saya yakin, kalau…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…