M. Ridwan Kamil, Gustaff Harriman Iskandar, Tubagus Fuki Chikara Satari.

Edisi: 25/37 / Tanggal : 2008-08-17 / Halaman : 272 / Rubrik : WAW / Penulis : Nugroho Dewanto, Widiarsi Agustina, Ahmad Taufik


Bandung Creative City Forum: Kami Capek Mendengar Janji Pemerintah

MEREKA muda dan kreatif. Umur di bawah 35 tahun, dengan tampilan khas—celana jins berlubang-lubang plus kaus oblong. Tapi jangan sembarangan: diam-diam isi dompet mereka mulai berjubel. Begitulah, mereka pintar membisniskan hobi.

Anak-anak muda itu pula yang membuat Bandung jadi hidup dan dinamis. Kota ini memang seperti selalu jadi markas orang kreatif: musik eksperimental, atau busana khas anak muda yang lazim disebut clothing. Semua ”kegatalan” itu membuat ekonomi Bandung bergolak dan menyerap banyak tenaga kerja.

Sejak pertengahan Juli sampai akhir bulan ini, anak-anak muda yang tergabung dalam Bandung Creative City Forum itu menggelar Helarfest. Festival ini mirip keramaian rakyat. Berbagai atraksi seni, tradisional sampai eksperimental, dijajal. Ada pemutaran film, pameran arsitektur, sampai festival jazz. Semua komunitas kreatif Bandung seperti tak mau ketinggalan unjuk kebolehan.

Rabu pekan lalu, Nugroho Dewanto, Widiarsi Agustina, dan Ahmad Taufik dari Tempo berbincang dengan para penggiat Bandung Creative City Forum. Tempo bertandang ke ”sarang” mereka di Common Room, rumah mungil di tengah Kota Bandung.

Ridwan Kamil—akrabnya Emil—pemenang International Young Creative Entrepreneur dari British Council pada 2006. Gustaff Harriman Iskandar pemenang pada 2007. Tubagus Fiki Chikara Satari finalis pada tahun yang sama. Mereka bergantian menjawab Tempo perihal Helarfest dan ekonomi kreatif di Bandung.

Apa jenis ekonomi kreatif andalan Bandung?

Emil: Clothing dan musik. Dulu, zaman krisis moneter, ada tujuh merek. Sekarang 400. Mereknya unik-unik. Isu kontemporer bahkan bisa dijadikan inspirasi bisnis.

Kuliner bagaimana?

Emil: Masih diperdebatkan. Ekonomi kreatif itu kan barang baru?

Yang disepakati adalah kegiatan yang bisa dipatenkan. Siapa saja yang berpikir, menghasilkan sesuatu, apakah jasa atau barang, dan bisa dihakciptakan, itu menjadi ekonomi kreatif.

Semua produk Anda sudah dipatenkan?

Emil: Itu bagian yang sedang dikampanyekan juga. Dot bdg hendak dipatenkan.

Fiki: Sebenarnya sudah bosan membahas ini. Semua, dari pemerintah kota hingga provinsi, ngomongin paten. Tapi semua punya keterbatasan. Berapa cost per bulan yang harus kami tanggung? Mengurus sertifikat paten saja paling cepat dua tahun baru selesai.

Jadi, musuh ekonomi kreatif itu pembajakan?

Emil: Kami punya strategi melawan pembajakan lewat media dan pendidikan. Jika fight dengan hukum enggak bisa, minimal kami pakai cara kreatif untuk melawan. Mengimbau,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…