Peluru Untuk Taufik, Jerat Untuk Aep
Edisi: 22/14 / Tanggal : 1984-07-28 / Halaman : 64 / Rubrik : KRI / Penulis :
MESIN mobil sudah dihidupkan. H.M. Taufik, 32, lalu turun untuk menutup pintu pagar rumah pondokannya di Jalan Siaga II, Pejaten, Jakarta Selatan. Tiba-tiba terdengar dua kali letusan. Sebutir peluru mengenai punggung kiri, tembus ke dada, dan peluru yang lain mengeram di pinggang. Asisten dosen Sekolah Tinggi Teknik Nasional (STTN) dan ketua Senat Mahasiswa periode 1979-1981, yang pernah masuk 10 terbaik pada Penataran P4 Pemuda Tingkat Nasional 1983, itu pun jatuh terkapar.
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati. Ternyata, ia tak tertolong. Taufik meninggal setelah mengucapkan takbir, sekitar tiga jam setelah tertembak Rabu malam pekan lalu. Tapi hingga pekan ini kasusnya belum juga jelas. "Kami masih melakukan penyidikan dan mengumpulkan keterangan dari orang-orang yang dekat dengan dia," ujar sumber di Polres Jakarta Selatan.
Siapa penembaknya memang masih diliputi teka-teki. Juga motifnya. Menurut induk semangnya, beberapa saat sebelum meninggal korban menuturkan sempat melihat bahwa si penembak seorang lelaki kurus berbaju putih. Ia melepaskan tembakan dari jarak sekitar 20 meter, lalu menghilang. Tapi siapa pun si penembak, polisi menduga bahwa tampaknya ia hanya orang suruhan. "Terlalu riskan turun sendiri, apalagi sampai sempat dikenali korban," kata petugas di Polda Jakarta. Tapi jika benar ia ditembak dari jarak 20 meter, tentulah si penembak sudah terlatih benar.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…