Laksamana Tni Tedjo Edhy Purdijatno: Kita Harus Punya Herder
Edisi: 33/37 / Tanggal : 2008-10-12 / Halaman : 107 / Rubrik : WAW / Penulis : Wahyu Muryadi, Nugroho Dewanto, Arif A. Kuswardono
LOMPATNYA harga minyak dan rencana penurunan anggaran Tentara Nasional Indonesia tahun 2009 seakan mengantar naiknya Laksamana Madya TNI Tedjo Edhy Purdijatno ke pucuk pimpinan Angkatan Laut. Juli lalu, dia dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Kepala Staf Angkatan Laut, menggantikan Laksamana TNI Sumardjono, yang memasuki masa pensiun. Pada 1 Oktober lalu, pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, ini menyandang pangkat bintang empat.
Sebagai Kepala Staf, Tedjo Edhy Purdijatno harus berjuang keras mewujudkan cetak biru pengembangan kekuatan hingga 2024. Dalam sisa 16 tahun ke depan, kekuatan laut Indonesia diproyeksikan akan diperkuat 274 kapal berbagai jenis, 137 pesawat udara, dan 11 pangkalan utama.
Tedjo Edhy boleh dibilang menjalani karier yang lengkap. Dia pernah menjadi komandan kapal dan panglima armada. Dia juga pernah 14 tahun bertugas sebagai penerbang Angkatan Laut.
Pergaulannya dengan kolega dari matra lain tertempa ketika dia menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia. Begitu pula ketika dia menjabat Kepala Staf Umum di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia.
Hubungannya dengan atasan dan bawahan terjalin akrab. Dia kerap menjadi âkawan penghiburâ Presiden Yudhoyono, terutama dalam bermain golf dan musik. âBiasanya saya main bas dan menyanyi sama-sama,â ujarnya sambil tertawa.
Di tengah kesibukannya, Tedjo Edhy menerima kunjungan Wahyu Muryadi, Nugroho Dewanto, Arif A. Kuswardono, dan Gabriel Wahyu Titiyoga dari Tempo pertengahan Ramadan lalu. Perbincangan hangat, diselingi humor, berlangsung di kantornya di Markas Besar TNI Angkatan Laut, Cilangkap, Jakarta Timur.
Sejauh mana implementasi blueprint Angkatan Laut di tengah keterbatasan anggaran saat ini?
Angkatan Laut sudah punya blueprint 2005-2024. Pada 2024 diharapkan kita memiliki kekuatan Angkatan Laut yang besar dan kuat untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita menyusun kekuatan Tentara Nasional Indonesia sesuai dengan kebutuhan ideal. Tapi kita juga realistis dengan kondisi keuangan negara. Angkatan Laut berada dalam satu sistem bersama dengan angkatan lain, Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, dan Departemen Pertahanan. Jadi kita harus membuat satu perencanaan dalam Trimatra Terpadu. Dalam perang modern pun, tidak ada lagi perang matra. Kita lebih banyak bergerak pada operasi gabungan.
Apakah rencana pengembangan tiga armada: Barat, Tengah, Timur, masih akan dijalankan?
Kami tetap konsisten dengan pembangunan kekuatan itu. Dulu ada yang mengatakan komando wilayah laut, ada yang menyebut armada bernomor. Apa pun namanya, kita harus punya (armada) di Barat, Tengah, dan Timur. Tapi tidak serta-merta semuanya dibangun. Harus bertahap, termasuk pembangunan pangkalan pendukung. Kami merencanakan sebelas pangkalan pendukung.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…