Kaburnya Si Buldozer Hidup
Edisi: 46/14 / Tanggal : 1985-01-12 / Halaman : 65 / Rubrik : KRI / Penulis :
LELAKI ambisius yang kaya dengan tipu muslihat itu bikin kejutan lagi. Lima tahun lalu, ia memberondongkan peluru lewat moncong Karl Gustaf, hingga lima orang tewas dan beberapa yang lain luka berat. Kemudian merebut tas berisi Rp 21 juta lebih serta membakar Colt yang ditumpangi para korban. Kini pembunuh berdarah dingin itu lolos tanpa meninggalkan jejak dari kamar tahanannya di Inrehab (Instalasi Rehabilitasi) Polisi Militer, Jalan Poncol, Cimahi.
Tak seorang pun menduga Edy Maulana Sampak, 45 - bekas bintara urusan pertahanan rakyat Koramil Karangtengah, Cianjur, berpangkat sersan mayor itu - akan melarikan diri. Ketika Mahkamah Militer Priangan - Bogor di Bandung akhir Mei 1981 memutuskan hukuman mati, air mukanya tak berubah. Bahkan sebelumnya, di ruang tunggu, Edy Sampak masih sempat menari jaipongan. "Segala sesuatu, hakikatnya, berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya," ujarnya tenang.
Cecep Komara, 19, anak kandung Edy Sampak, hampir tak percaya ayahnya melarikan diri. "Ayah sudah benar-benar ikhlas menerima hukuman apa pun," katanya kepada Hasan Syukur dari TEMPO di Kampung Karangtengah, Cianjur, minggu lalu. Bahkan Letkol Winoto, kepala Oditurat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…