BENARKAH NUR USMAN BERSALAH?

Edisi: 24/15 / Tanggal : 1985-08-10 / Halaman : 62 / Rubrik : KRI / Penulis :


MENJELANG pukul 11.00, Selasa pekan ini, sebuah mobil Honda Accord memasuki halaman gedung Kantor Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat. Seorang pria setengah baya yang berpakaian rapi - berbaju garis-garis merah hijau, dasi merah, dan celana hitam - melangkah turun. Didampingi Pengacara Hotma Sitompul, ia langsung menghadap Djoko Budihardjo, kepala Seksi Tindak Pidana Umum.

Pria tadi tak lain Drs. Nur Usman, 55, tersangka baru dalam kasus pembunuhan Roy Bharya - anak tirinya. Sampai berita ini diturunkan, pukul 12.30, Nur Usman masih diperiksa. Tapi, sementara itu, kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, Bob Nasution, menyatakan kepada Bunga Surawijaya dari TEMPO bahwa ia telah menandatangani surat perintah penahanan untuk Nur Usman. Hari itu juga Nur Usman ditahan dan dibawa ke Rutan Salemba. Ia ditempatkan di Blok L nomor 3.

Pagi-pagi Nur Usman sudah tahu gelagat. "Yah, apa boleh buat. Saya serahkan semuanya kepada Tuhan. Dialah Yang Maha tahu. Saya tidak akan dendam kepada siapa pun," ujarnya kepada Bunga, dalam perjalanan menuju Kantor Kejari Jakarta Pusat.

Kepala Kejaksaan Tinggi Jakarta, Soetanto, S.H., membenarkan adanya perintah penahanan yang didasarkan pada pasal 20 dan 21 hukum acara (KUHAP). "Dasarnya, tidak hanya kekhawatiran tersangka akan melarikan diri, tetapi kekhawatiran tersangka akan menghilangkan barang bukti, mempersulit persidangan, dan sebagainya," kata Soetanto kepada TEMPO.

Berkas perkara Nur Usman telah diterima Bob dua pekan lalu. Dan Selasa pekan ini, seperti disyaratkan KUHAP, kepala Polres Jakarta Pusat, Letkol S. Tarigan, menyerahkan tanggungjawab atas diri tersangka kepada Bob.

Dalam berkas yang diserahkan polisi, pasal-pasal hukum pidana (KUHP) yang dibidikkan ke alamat Nur memang tidak tanggung-tanggung: 340, 338, 355, 170, 328, dan 311. Artinya, Nur Usman disangka telah melakukan pembunuhan berencana, yang ancaman hukumannya maksimal adalah mati. Bila ini nanti sulit dibuktikan, masih ada tuduhan lain yang tak kurang serunya: melakukan pembunuhan biasa, penganiayaan berat, melakukan, tindak kekerasan, atau penculikan. Barulah, pada tuduhan terakhir, tersangka disebut "hanya" melakukan penghinaan terhadap Nyonya Thea Kirana, 39, ibu kandung Roy. Dan untuk tuduhan yang terakhir ini ancaman hukumannya ringan saja: hanya beberapa bulan.

Bob tampaknya merasa puas dengan berkas yang baru diterimanya itu. Sebab, sebelumnya, berkas itu pernah bolak-balik sampai tiga kali. "Saya merasa, pemeriksaan polisi yang terakhir ini cukup kuat. Kalaupun ada yang kurang, bisa dilengkapi dalam persidangan," katanya. Kalau tak ada lagi aral melintang, Bob merencanakan menyerahkan berkas Nur Usman ke pengadilan pekan ini. Untuk maju ke persidangan, ia telah menunjuk Jaksa Timbul Simanjuntak sebagai penuntut umum. Jaksa inilah yang tempo hari membawa Jhoni ke sidang.

Dengan diterimanya berkas polisi oleh Bob, yang berarti bahwa dia yakin bukti dan petunjuk yang didapat polisi cukup kuat, berakhirlah spekulasi tentang bisa tidaknya Nur Usman diadili. Ia kini jelas-jelas disebut terlibat dalam terbunuhnya Roy Bharya setahun lalu, tepatnya pada 10 Agustus 1984.

Hari itu, Roy,22, yang nama lengkapnya Jeremia Irwan Bharya, diculik dari halaman rumah sakit Jiwa dan saraf Dharma Sakti Jakarta Pusat, saat hendak menemui ayah kandungnya, Dokter Mikail Bharya, direktur di rumah sakit tersebut.

Begitu terpegang, Roy dianiaya enam orang pemuda yang dipimpin Jhoni Ayal, 35, dan dinaikkan ke dalam sebuah jip. Bharya mencoba menyelamatkan putranya. Tapi sia-sia saja karena ia, yang sempat menggelantung di pintu jip,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…