Melawan Tuan Tanah & Komunis

Edisi: 22/17 / Tanggal : 1987-08-01 / Halaman : 22 / Rubrik : LN / Penulis :


HARI ketika Kongres bersidang pertama kali sungguh tidak cerah. Suasana tegang meliputi seluruh negeri, bahkan militer berjaga-jaga pada tingkat Siaga I sampai ke pedalaman. Setelah 15 tahun lenyap dari kehidupan politik di Filipina, Kongres -- lembaga legislatif yang terdiri atas dua badan -- tampil kembali Senin pekan ini, di bawah ancaman demonstrasi kelompok kiri maupun kanan.

Hari itu sejak pukul 06.00 pagi, 500 polisi antihuru-hara yang dilengkapi tameng dan pentungan sudah berjaga-jaga di seputar Batasang Pambansa, Gedung Kongres di Quezon City, Manila. Bis-bis dipasang berkeliling membangun barikade, sementara satuan polisi bersenjata bersiap di dalamnya. Publik diperbolehkan berkerumun paling dekat di Quezon Memorial Park, yang berjarak 5 kilometer dari gedung tempat Kongres bersidang. Dari laporan intelijen, polisi mencium rencana demonstrasi besar-besaran yang akan dilancarkan pada hari itu. Untuk pengamanan darurat, satuan Polisi Ibu Kota mendapat mandat penuh dari Wali Kota Metro Manila, Jejomar Binay, dan Wali Kota Quezon City, Brigido Simon. Kolonel Emiliano Templo, juru bicara satuan polisi, dalam pernyataan pers melantunkan imbauan agar para demonstran membatalkan saja niat mereka -- sambil melemparkan ancaman, "Kami akan menggunakan kekerasan pada setiap usaha pengacauan."

Kerusuhan bisa lebih dari sekadar sebuah demonstrasi. Sebulan menjelang Kongres bersidang, serangkaian teror menghunjam Manila dan kota besar lainnya. Pembunuhan polisi, pemasangan bom, dan percobaan pembunuhan terjadi silih berganti. Bersamaan dengan upacara pembukaan sidang, Kolonel Rolando Abadilla, ahli intelijen rezim Marcos, tertangkap di tepi sebuah jalan di Metro Manila. Perwira menengah AD ini sudah lama buron dan menyinkir ke pedalaman. Diduga kuat ia menjadi otak berbagaitindakan subversi, khususnya pengeboman hotel-hotel mewah.

Pukul 10.00 Nyonya Presiden Corazon "Cory" Aquino tiba di Batasang Pambansa dengan sebuah helikopter. Kedatangannya dielu-delukan sekitar 200 pendukung, yang mengenakan kaus kuning bertuliskan "Selamat Datang, Cory". Sidang pertama Kongres itu lengkap dihadiri Mahkamah Agung, Senat, DPR, dan Kabinet, serta dibuka Ketua DPR, Ramon Mitra, yang bertindak pula sebagai Ketua Kongres.

Dari 250 anggota DPR (200 terpilih pada pemilu lalu, 50 ditunjuk) hanya 191 yang hadir. Sementara itu, dua senator absen dari 25 anggota Senat. Hasil pemilihan senator memang belum berakhir. Anggota Senat ke-23 dari hasil penghitungan paling akhir jatuh pada Senator Nina Rasul, anggota kelompok Cory, dari Partai Lakas ng Bayan (Laban). Sementara itu, tempat ke-24 dan 25 masih diperebutkan tokoh oposisi Juan Ponce Enrile dan Bobby Sanchez dari kelompok Cory.

Pengamat politik Filipina,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…