HATTA RAJASA: Hanya Presiden yang Bisa Memanggil Menteri

Edisi: 13/39 / Tanggal : 2010-05-30 / Halaman : 131 / Rubrik : WAW / Penulis : Nugroho Dewanto, Yandi M. Rofiyandi, Suryo Wibowo


Munculnya Sekretariat Gabungan Koalisi dan penunjukan Aburizal Bakrie sebagai ketua harian menimbulkan spekulasi bahwa peran politik Hatta Rajasa kini dipagari. Hatta, yang pernah menjadi ketua tim sukses SBY-Boediono, tak lagi memotori partai koalisi. Ia pun seperti pasrah. ”Saya menganggap posisi menteri sudah cukup bagus,” katanya.

Namun Hatta tetap layak diperhitungkan. Perannya masih juga terasa dalam penunjukan Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Kamis pekan lalu. Sumber Tempo mengatakan Hatta ikut hadir tatkala Presiden Yudhoyono bertemu dengan Agus di Singapura, Senin pekan lalu. Rombongan kepresidenan yang lain, termasuk wartawan, luput mencium pertemuan segitiga itu.

Memang banyak pertanyaan yang pantas ditujukan kepada sosok yang satu ini. Jumat pekan lalu, di kantor Menteri Koordinator Perekonomian di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta, Hatta menerima Nugroho Dewanto, Yandi M. Rofiyandi, dan fotografer Suryo Wibowo dari Tempo. Disertai beberapa keterangan background dan off the record, dia membeberkan proses penunjukan Menteri Keuangan baru dan prosedur kerja Sekretariat Gabungan.

Dengan lugas Hatta juga menyatakan tak mengizinkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Anggito Abimanyu mengundurkan diri. Atasan, menurut dia, punya kewenangan menerima atau menolak pengunduran diri bawahan. Setelah wawancara, Hatta langsung bertolak ke Bandung untuk menghadiri Kongres II Partai Demokrat.

Anda ikut dimintai pendapat oleh Presiden Yudhoyono sebelum memilih Agus Martowardojo sebagai Menteri Keuangan. Penilaian apa yang Anda sampaikan tentang Agus kepada Presiden?

Saya melihat sosok Agus Martowardojo ini sukses mengkonsolidasi Bank Mandiri, yang merupakan gabungan empat bank. Pada waktu itu hampir bisa dikatakan Bank Mandiri ibarat kapal tanker atau kapal induk yang mau tenggelam. Kredit macetnya sangat tinggi dan para pemilik perusahaan yang kreditnya macet juga bukan orang sembarangan. Perlu leadership yang kuat, keberanian mengambil keputusan, serta memiliki kemampuan manajerial.

Anda menilai Pak Agus sukses menurunkan kredit macet di Bank Mandiri?

Ya, dia mampu mengkonsolidasi empat bank menjadi satu kekuatan tersendiri. Tak hanya itu, dia juga mampu menurunkan kredit macet dan memaksa pemilik…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…