Fauzi Bowo: Saya Tahu Simpul Masalah

Edisi: 30/39 / Tanggal : 2010-09-26 / Halaman : 107 / Rubrik : WAW / Penulis : Ahmad Taufik, Yandi M. Rofiyandi, Yophiandi Kurniawan


Dikepung macet dan banjir, ditambah ruang hijau yang amat minim dan tata ruang keseluruhan yang semrawut, Jakarta menjadi kota yang pengap dan makin tak nyaman huni. Kemacetan lalu lintas di Jakarta diramalkan bakal terus menggila, dan Ibu Kota akan mampet total pada 2014. Sebuah penelitian mendedahkan fakta bahwa kerugian ekonomi akibat pemborosan bahan bakar dan dampak kesehatan mencapai Rp 12,8 triliun per tahun.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo tentu menjadi orang nomor satu yang dimintai pertanggungjawaban atas berbagai karut-marut Ibu Kota ini. Terutama lantaran semasa kampanye untuk menjadi gubernur tiga tahun lalu, dia mencitrakan diri sebagai seorang ”ahli” menangani persoalan Jakarta.

Ada anggapan gubernur yang akrab disapa Bang Foke ini kurang melakukan gebrakan sehingga persoalan macet, banjir, dan sebagainya tak pernah tuntas tertangani. ”Bukan saya tak ingin menggebrak,” Fauzi membela diri. ”Saya tak ingin meninggalkan permasalahan sehingga perlu perencanaan matang.”

Fauzi menegaskan pula bahwa upaya mengurai persoalan Jakarta butuh dukungan berbagai lapisan, termasuk pemerintah pusat dan daerah penyangga. Koordinasi ini, menurut dia, menjadi tugas Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.

Kamis tiga pekan lalu, Fauzi menerima Ahmad Taufik, Yandi M. Rofiyandi, Yophiandi Kurniawan, dan fotografer Donang Wahyu dari Tempo di kantornya. Didampingi semua kepala dinasnya, dia membeberkan persoalan Ibu Kota dan apa yang sudah dikerjakannya. Dengan lugas pula dia menanggapi rencana pemindahan ibu kota yang ramai dibicarakan rakyat jelata sampai Presiden sebagai ”wacana yang terlalu terburu-buru”.

Apa hasil pembahasan pemerintah DKI Jakarta dengan Wakil Presiden untuk mengatasi kemacetan?

Secara umum permasalahan kita bagi menjadi beberapa cluster. Misalnya financing atau pembiayaan yang selalu diributkan karena melibatkan daerah, sektor, dan daerah otonom lain. Saya dahulukan yang bisa diselesaikan dalam batasan kompetensi saya dengan biaya anggaran pendapatan dan belanja daerah. Kita mulai dengan busway. Kita sebenarnya bisa mulai dengan yang lain, tapi kita pilih busway karena keterbatasan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…