Rahmad Darmawan: Pemain Indonesia Cocok Bermain Di Brasil

Edisi: 40/40 / Tanggal : 2011-12-11 / Halaman : 132 / Rubrik : WAW / Penulis : Yophiandi, Sapto Yunus, Andari Karina Anom


Rahmad Darmawan tak membawakan emas untuk Indonesia pada SEA Games XXVI. Dia dan anak-anak asuhannya luput memetik medali itu, yang dinanti-nantikan oleh jutaan pencinta sepak bola di Tanah Air. "Saya gagal. Ini pengalaman pertandingan paling menyakitkan," ujarnya kepada Tempo. Rahmad atau RD—begitu dia biasa disapa—boleh-boleh saja bilang begitu.

Tapi dia sesungguhnya berhasil mencatatkan satu marka baru di dunia persepakbolaan Tanah Air: totalitas permainan dan spirit yang tak meredup bahkan ketika gawang kita dijebol lawan adalah pencapaian yang tetap menerbitkan hormat serta pujian, walau tanpa membuahkan emas.

Itulah yang terjadi tatkala Garuda Muda—sebutan untuk tim usia 23 tahun ke bawah asuhan RD—tampil memukau di sepanjang SEA Games. Walau kalah di final saat melawan Malaysia, RD dan timnya telah melahirkan harapan akan masa depan persepakbolaan Indonesia yang lebih baik. Panggilan telepon dan SMS membanjiri telepon selulernya dari segala penjuru. "Semua mendukung dan memberi selamat. Saya bingung, ini kok pada memberi selamat, ya. Kan kita kalah," ujarnya dengan sungguh.

Kapten Marinir yang menghabiskan lebih banyak waktu di lapangan bola itu adalah tokoh utama di balik lahirnya pemain Indonesia muda dan berbakat. Tim Indonesia Selection meladeni tantangan juara Liga Amerika Serikat, Los Angeles Galaxy—dimotori oleh David Beckham—dengan penuh perbawa di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Rabu pekan lalu. Beckham harus menggunting kedua kaki Andik, yang dengan lincah melewati bekas kapten tim nasional Inggris itu.

Andik adalah satu dari 20 pemain hasil gemblengan pelatih Rahmad Darmawan. Di tim itu juga bergabung trio penuh talenta asal Papua—Titus Bonai, Patrich Wanggai, dan Oktovianus Maniani—serta kapten tim Egi Melgiansyah dan pemain naturalisasi Diego Michiels. Meski Indonesia Selection kalah satu gol tanpa balas, permainan mereka tetap mengundang decak kagum. Saya bilang ke anak-anak, "Jangan dulu berpikir menang. Berikan permainan terbaik sehingga penonton menghargai kamu."

Di tengah kegembiraan itu, muncul rasa khawatir di benak sang pelatih. Timnya terancam bubar karena sebagian besar pemain berlaga di klub-klub anggota Liga Super Indonesia—kompetisi yang tak direstui Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Para pemain itu terancam sanksi tak bisa bermain di tim…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…