Ketua Umum KONI Tono Suratman: Olimpiade 2012 Tidak Terlalu Sulit

Edisi: 49/40 / Tanggal : 2012-02-12 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Andari Karina Anom, Purwani D. Prabandari, Sapto Yunus


MAYOR Jenderal TNI (Purnawirawan) Tono Suratman, 59 tahun, terpilih sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) periode 2011-2015, Desember lalu. Olahraga adalah dunianya yang kedua setelah militer. Sebelum menjadi Komandan Resimen 164/Wira Dharma Timor Timur (1998), Tono tercatat sebagai atlet anggar sejak 1971, dan telah mempersembahkan berbagai medali dari aneka kejuaraan nasional. Dia juga kemudian menjadi atlet menembak dan mewakili Indonesia sampai ke Thailand dan Vietnam. "Sekarang olahraga saya berenang, treadmill, dan sesekali golf," katanya.

Sebelum menjadi Ketua Umum KONI, dia pernah menjadi pengurus di berbagai organisasi olahraga di bawah KONI. Di tangannya, olahraga dan militer adalah dua dunia tanpa sekat. "Baik atlet maupun prajurit adalah orang yang terpilih dan membutuhkan disiplin," kata penulis buku Untuk Negaraku: Sebuah Potret Perjuangan di Timor Timur ini.

Tono kemudian juga dipercaya menjadi pengurus sejumlah organisasi olahraga. Dia juga menjadi manajer Indonesia di berbagai perhelatan olahraga dunia. Tapak-tapak sejarah ini menjadi modalnya melangkah ke posisi puncak KONI. Dengan berapi-api, dia membeberkan program dan target yang dicanangkannya, termasuk soal sumber dana dan ide bonus Rp 5 miliar bagi peraih emas di Olimpiade 2012. "Mendidik atlet bagus itu ada harganya," ujarnya.

Namun uang saja tidak cukup. Bulu tangkis, yang selama ini menjadi tambang emas kita di Olimpiade, sedang miskin prestasi. Piala Thomas, Uber, dan Sudirman tak ada di Jakarta. Regenerasi pemain juga seret. Karena itu, target emas tampaknya terlalu muluk.

Selain soal target emas di bulu tangkis, sejak awal menjabat, Tono sudah direpotkan liga kembar sepak bola. Kekisruhan di PSSI berimbas pada munculnya Liga Primer Indonesia (LPI) yang resmi dan Liga Super Indonesia (LSI) dari kubu pengurus lama PSSI. Sialnya, sebagian besar pemain tim nasional berada di LSI, yang tidak diakui PSSI.

Tono tentu punya solusi untuk kedua hal itu dan buat masalah olahraga lain. Jumat pekan lalu, wartawan Tempo Andari Karina Anom, Purwani D. Prabandari, Sapto Yunus, Angga Sukmawijaya, dan Rina Widiastuti menemuinya di kantor KONI di Senayan, Jakarta,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…