Fauzi Bowo: Saya Tak Bisa Tersenyum Terus

Edisi: 29/41 / Tanggal : 2012-09-23 / Halaman : 116 / Rubrik : WAW / Penulis : Bagja Hidayat, Budi Setyarso, Amandra Mustika


TAK banyak waktu luang bagi Fauzi Bowo akhir-akhir ini. Pagi-pagi ia ke luar rumah untuk salat subuh di pelbagai masjid. Siang ia berkeliling menghadiri beragam pertemuan. Wawancara dengan Tempo yang sudah dirancang di Ancol sehari sebelumnya pun mesti dibatalkan karena waktu luang beralih ke Jababeka, Cikarang, setelah ia bertemu dengan para pebisnis.

Rabu siang itu, para pengusaha ingin mendengar apa yang akan dia lakukan jika terpilih kembali sebagai Gubernur Jakarta dalam putaran kedua pemilihan kepala daerah pada 20 September ini. Hampir semua pengusaha besar hadir dalam acara itu.

Anak Menteng ini sejak kecil dipanggil Foke. Pengasuhnya yang asal Belanda tak bisa melafalkan Fauzi, melainkan Fauke. Lidah Betawi kemudian mengubahnya lagi menjadi Foke.

Dalam survei Tempo, Fauzi mendapat suara terbanyak dari kaum perempuan. "Mungkin karena kumis saya," katanya kepada Bagja Hidayat, Budi Setyarso, dan Amandra Mustika Megarani dari Tempo di Hotel President Executive Club, Cikarang.

Mengapa warga Jakarta harus memilih Anda?

Karena rakyat Jakarta ingin perbaikan, dan perbaikan itu sudah terasa.

Apa saja perbaikan itu?

Keluhan utama 2007…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…