Rudi Rubiandini: Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi, Lembaga Ini Setingkat di Atas BP Migas

Edisi: 48/41 / Tanggal : 2013-02-03 / Halaman : 122 / Rubrik : WAW / Penulis : Agoeng Wijaya, Hermien Y. Kleden, Purwani Diyah Prabandari


Peristiwa tiga pekan lalu itu ibarat homecoming—perjalanan pulang ke rumah—bagi Rudi Rubiandini. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencopotnya dari kursi Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, lalu memberinya tugas baru: memimpin Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Rudi pernah dua tahun bekerja di sana sebagai tenaga ahli dan Deputi Pengendalian Operasi—tatkala lembaga ini masih bernama Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas).

Satuan Kerja Khusus Migas dibentuk menggantikan BP Migas. Dibubarkan Mahkamah Konstitusi pada November lalu dengan alasan inkonstitusional, badan yang sudah tutup buku itu kerap dituding sebagai sarang korupsi, boros, pro-asing, dan gagal mencari sumber cadangan minyak baru. Rudi tak menampik tudingan-tudingan itu. \"Korupsi ada di mana saja, bahkan di kelurahan, tak hanya di BP Migas. Yang jadi pertanyaan, mengapa tak pernah ditindak atau ditangkap,\" ujarnya kepada Tempo.

Alhasil, posisi baru Rudi boleh jadi bakal lebih panas dan lebih sulit daripada Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Rudi Rubiandini sejatinya seorang akademikus. Meraih gelar doktor dari Technische Universitaet Clausthal, Jerman, pada usia 30 tahun, dia menjadi guru besar di kampusnya, Institut Teknologi Bandung, sebelas tahun kemudian.

Bandul kariernya bergerak ke arah birokrasi tinggi—yang membawanya, antara lain, ke dunia baru yang tak dikenalnya: pergaulan lapangan golf. Olahraga yang digemari Rudi memang cuma badminton. Toh, dia membeli stik golf serta belajar memukul bola karena harus menghadiri acara-acara di lingkungan energi dan mineral yang acap dibuka dengan teeing shot­—pukulan pertama dalam golf—oleh pejabat kementerian.

Ahad pekan lalu, misalnya, Rudi muncul di rumah dinas Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral di kawasan Brawijaya, Jakarta Selatan, setelah menghadiri ESDM Cup di Lapangan Golf Bogor. Di halaman belakang rumah itu, Rudi memberikan wawancara ini kepada wartawan Tempo Agoeng Wijaya, Hermien Y. Kleden, Purwani Diyah Prabandari, dan Bernadette Christina Munthe—serta fotografer Jacky Rachmansyah.

Boleh jadi ini menjadi dua jam tanya-jawab terakhir Rudi di rumah itu—yang akan segera dia tinggalkan.

Bagaimana rasanya kembali ke kantor bekas BP Migas? Kata orang, kantor itu termewah se-Indonesia.

Oh, bagus, karena itu bukan kantor kami. Itu sewa. Ha-ha-ha….

Apa saja yang akan Anda lakukan di kantor itu agar berbeda dengan BP Migas?

Banyak. Soal manajemen operasi, misalnya. Saya mau membuang cara berpikir…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…