Berjumpa Di Seberang Gramedia
Edisi: 11/42 / Tanggal : 2013-05-19 / Halaman : 58 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,
Bagi Wahyu Susilo, 47 tahun, sindiran \"priayi\" yang diucapkan kakaknya, Wiji Thukul, begitu membekas. Pernah suatu ketika, saat Wahyu kuliah di Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo, Thukul marah karena ia memilih menjadi anggota panitia konser musik rock ketimbang aktif memikirkan persoalan kaum miskin. Menurut Thukul, apa yang dilakukan Wahyu itu merupakan kegiatan gaya orang kaya. Padahal kegiatan mahasiswa paling kerap pada 1980-an itu, ya, konser musik rock dan kontes slalom test.
\"Ngapain kamu, orang lain menderita, kamu mewah sekali. Priayi sekali kamu,\" ujar Wahyu, menirukan perkataan Thukul kala itu. Menurut Wahyu, Thukul tidak suka melihat orang yang tidak melayani orang tapi minta dilayani. \"Kata \'priayi\' adalah umpatan dari dia.\" Wahyu mengaku malu mendapat sindiran dari kangmasnya itu.
Wahyu mengatakan cukup dekat dengan Thukul. Bahkan beberapa puisi karya Thukul dibuat untuknya. Bagi Wahyu, Thukul adalah simbol perjuangan mencari keadilanââ¬âseperti perjuangan para buruh migran yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…