Haji Agus Salim, Indonesia, dan Islam

Edisi: 24/42 / Tanggal : 2013-08-18 / Halaman : 112 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Ahmad Syafii Maarif, ,


Ahmad Syafii Maarif*

KARIER Haji Agus Salim dapat dipantau melalui seribu satu jendela: penerjemah, aktivis politik, wartawan, diplomat ulung, negarawan, alim, dan intelektual kelas berat. Sekiranya dulu usul RA Kartini dikabulkan pemerintah kolonial untuk memberikan beasiswa kepada alumnus terbaik Hogere Burger School tahun 1903 ini buat belajar ilmu kedokteran di Negeri Belanda, boleh jadi Salim akan menjadi manusia lain sama sekali. Tidak mustahil ia akan menjadi seorang agnostik, bahkan ateis. Atau jika manusia cerdas ini tidak berkenalan dengan kultur rantau yang merangsang potensi intelektualnya untuk berkembang sampai batas maksimal dengan radius yang sangat jauh, dengan hanya terenyak di Koto Gadang (Bukittinggi), misalnya, tentu Salim, yang nama aslinya Masjhudul Haq, hanya akan dikenal di sekitar tempat kelahirannya. Pergumulannya dengan kultur rantau telah menempa Salim menjadi manusia universal dengan wawasan kemanusiaan, keindonesiaan, dan keislaman yang mendahului zaman.

Profesor Willem \"Wim\" Schermerhorn, ketua delegasi Belanda dalam Perundingan Linggarjati, dalam catatan hariannya tertanggal 14 Oktober 1946 menulis hanya satu kelemahan Salim, yaitu \"selama hidupnya selalu melarat dan miskin\". Di antara elite Indonesia, Salim adalah salah seorang asketis sejati dalam formatnya yang sempurna. Mr Mohamad Roem menulis satu artikel dalam Seratus Tahun Haji Agus Salim (Sinar Harapan, 1984) tentang kehidupan mentornya ini pada 1920-an: \"Rumah itu menunjukkan rumah keluarga yang kurang berada. Tetapi waktu itu kami tak pernah menanyakan terus terang, mengapa pindah dari Gang Tanah Tinggi (ke Gang Toapekong). Tidak sempat memikirkan perasaan kasihan dengan keluarga Haji A. Salim yang hidup dalam keadaan kekurangan.\"

Tentu kurang masuk akal bila Salim yang melarat sebenarnya sudah menjadi tokoh penting Sarekat Islam (SI) bersama H.O.S. Tjokroaminoto dan Abdoel Moeis. Sekiranya semangat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…