Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo : Kita Perlu Pemimpin Yang Mampu Menurunkan Inflasi
Edisi: 32/42 / Tanggal : 2013-10-13 / Halaman : 136 / Rubrik : WAW / Penulis : Agoeng Wijaya, Hermien Y. Kleden, Ali Nur Yasin
MEMIMPIN Bank Indonesia sejak Mei 2013, Agus Martowardojo tak punya kelapangan waktu bahkan untuk sekadar menikmati kompleks bank sentral yang megah, di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Setelah pelantikannya sebagai Gubernur Bank Indonesia, Agus langsung dihadang situasi gawat: defisit transaksi berjalan tertinggi dalam sejarah dan inflasi yang melampaui proyeksiââ¬âakibat kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan kelangkaan beberapa bahan pangan.
Guncangan kian menjadi tatkala Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) Ben Bernanke menyampaikan rencana pengurangan stimulus moneter yang telah digelontorkan empat tahun terakhir. Pelaku pasar meresponsnya dengan negatif. Rupiah jeblok dari kisaran 9.700 menjadi 11.500 per dolar Amerika. Sektor keuangan mulai ketar-ketir. Pasar uang antarbank sempat mencatat transaksi anjlok menjadi US$ 200 juta per hari. Bandingkan dengan tahun lalu, yang bisa mencapai US$ 1-2 miliar per hari.
Walhasil, Agus Marto langsung mengawali tugas barunya dengan agenda rapat-rapat maraton. Dia bersidang dengan Dewan Gubernur Bank Indonesia dan ke luar kantor, berkoordinasi di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian. Sosok Agus juga muncul dalam pertemuan kabinet terbatas di Istana Negara untuk menyiapkan berbagai antisipasi. Belakangan, ia berinisiatif mengundang sejumlah menteri melakukan pertemuan di Bank Indonesia.
Pertengahan bulan lalu, Agus Marto mengundang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk membahas inflasi di Bank Indonesiaââ¬âdisusul kunjungan bersama ke Pasar Tanah Abang. Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat kontan memprotes dan memintanya menjaga independensi bank sentral.
"Saya selalu dan akan terus menjaga independensi penuh Bank Indonesia," kata Agus kepada Tempo. Dia menegaskan, tugas utamanya adalah mengawal moneter. Itu sebabnya, ia mengaku akan terus "berkampanye" mengajak para kepala daerah di seluruh Indonesia menjaga inflasi di wilayah masing-masing.
Senin pekan lalu, Agus Marto mengawali pekannya dengan menerima wartawan Tempo Agoeng Wijaya, Hermien Y. Kleden, Ali Nur Yasin, dan Tomi Aryanto di kantornya, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Selama dua jam wawancara, gaya bicaranya tak berubah seperti ketika menjadi Menteri: tenang, hati-hati, dan tegas.
Sehari kemudian, kabar buruk tersiar soal mentok-nya pembahasan anggaran di Kongres Amerika Serikat. Presiden Barack Obama menutup sementara sebagian kantor pemerintah dan mengingatkan pasar akan ancaman krisis. Tempo kembali mengontak Agus via sambungan telepon. Dia memastikan, Bank Indonesia akan terus menjaga nilai tukar, cadangan devisa, dan likuiditas sektor keuangan.
Mana kursi yang lebih…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…