KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA JENDERAL SUTARMAN: Kapolri Itu Selera Presiden

Edisi: 40/42 / Tanggal : 2013-12-08 / Halaman : 138 / Rubrik : WAW / Penulis : Heru Triyono, Nugroho Dewanto,


Dilantik menjadi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia pada 25 Oktober lalu, Sutarman sepenuhnya paham ada problem serius yang menghadang dia di pos baru: kepercayaan publik yang terus melorot terhadap Polri. Sutarman pun mencatatkan sejumlah prioritas. Di antaranya merebut dan memupuk kembali kepercayaan masyarakat. Menyebut diri "pelayan rakyat", Sutarman menegaskan, "Kalau rakyat percaya, kita melakukan kesalahan pun gampang dimaafkan."

Dia memilih beberapa cara untuk menempa hubungan baik Polri-masyarakat. Di antaranya mengaktifkan lagi Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat. Juga mengubah wajah polisi menjadi bersahaja. Sutarman mengatakan dia memulainya dari mobil. Dia mengalihkan mobil dinas Kepala Polri dari sedan luks ke Kijang Innova.

Kini berusia 56 tahun, Sutarman punya waktu dua tahun lebih untuk membuktikan tajinya. Membasmi penjahat dan membenahi mental polisi—termasuk yang tersangkut kasus narkotik—adalah agenda lain dalam daftar prioritasnya. Dia bertekad mendefinisikan ulang gaya manajemen institusinya. "Pengawasan akan saya perketat," katanya.

Bintang lelaki kelahiran Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, ini moncer sejak menjadi ajudan Presiden Abdurrahman Wahid pada 2000-2001. "Dulu saya selalu tidur tak jauh dari Gus Dur, agar bila beliau bangun, saya bisa langsung membantu," ujarnya. Gus Dur, menurut Sutarman, sudah "meramalkan" nasibnya sejak jauh-jauh hari. Mantan bosnya itu mengancar-ancar dia sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya ketika Sutarman masih menjabat Kepala Polda Kepulauan Riau. Setelah dia menjadi Kepala Polda Metro Jaya, Gus Dur kembali menyebut dia akan menjadi Kepala Polri kelak.

Didampingi Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Ronny Sompie dan dua ajudan, Sutarman datang mendadak ke kantor Tempo pada Senin pekan lalu. Bergabung di ruang rapat, dia meladeni rentetan pertanyaan redaksi—dengan rileks. Sesekali dia mencatat hal-hal yang dipandangnya penting, di sebuah buku agenda.

Heru Triyono dan Nugroho Dewanto menuliskan kembali hasil pertemuan dengan Sutarman.

Seberapa dekat hubungan Anda dengan Cikeas?

Cikeas yang dimaksud apa, nih….

Keluarga Presiden.

Kapolri itu selera Presiden. Harus. Dan itu hak prerogatif Presiden. Kalau Kabareskrim (Kepala Badan Reserse Kriminal) selera Kapolri. Undang-undang yang menetapkan seperti itu. Tidak mungkin Presiden memilih yang bukan seleranya.

Apakah terpilihnya Anda juga ditunjang oleh lobi Bu Pur?

Tidak ada urusan apa-apa.

Anda pernah bertemu dengan Bu Pur?

Bu Pur itu orang Surabaya. Sewaktu di Surabaya, kayaknya saya pernah ketemu. Suaminya angkatan 1973, keluarga besar polisi.

Apa konteks pertemuan di Surabaya itu?

Dia sebagai bagian dari masyarakat Surabaya. Saya ketika itu masih menjadi Kapolwiltabes (Kepala Kepolisian…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…