Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri: Tidak Ada Tawar-menawar

Edisi: 46/42 / Tanggal : 2014-01-19 / Halaman : 140 / Rubrik : WAW / Penulis : Nugroho Dewanto, Retno Sulistyowati, Angga Sukma Wijaya


Setelah skandal sejumlah pejabat pajak penggarong uang negara meledak, muncul gempa lain yang mengguncang Kementerian Keuangan. Polisi menangkap Kepala Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok Heru Sulastyono karena kedapatan menerima suap dari pengusaha. Efektivitas reformasi birokrasi di kementerian itu pun dipertanyakan. Naiknya remunerasi ternyata tak cukup mampu meredam keserakahan pegawai untuk tetap korup.

Maka reformasi birokrasi menjadi salah satu perhatian utama Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri. Di samping itu, dia kudu menangani masalah yang tak kalah rumit: melemahnya rupiah. Sempat menguat di pekan pertama Januari 2014, mata uang Indonesia ini kembali melemah 30 poin di level Rp 12.230 per dolar Amerika Serikat-pekan lalu.

Chatib seperti berada di atas roller coaster: ringkih di tengah perekonomian dunia yang terfokus pada besaran quantitative­ ­easing (QE) yang dikurangi kucurannya oleh bank sentral Amerika alias The Federal Reserve. Menurut Chatib, ketiadaan QE bisa mendatangkan berkah bagi Indonesia, tapi dapat pula mendatangkan kerepotan.

Toh, Chatib tetap optimistis. Penyebabnya, neraca perdagangan tiga bulan belakangan selalu surplus. November 2013 mencatat, neraca perdagangan mengalami surplus sebesar US$ 776,8 juta dengan ekspor mencapai US$ 15,93 miliar dan impor US$ 15,15 miliar. Ini surplus tertinggi sejak April 2012. "Itu gambaran bagus. Pasalnya, dua tahun terakhir neraca perdagangan selalu defisit," katanya.

Rabu pekan lalu, Chatib memberi wawancara khusus ini kepada Nugroho Dewanto, Retno Sulistyowati, Angga Sukma Wijaya, dan Heru Triyono dari Tempo. Perbincangan berlangsung di kantornya, di lantai tiga Gedung Djuanda 1, Kementerian Keuangan. Dia menyisihkan waktu satu jam penuh untuk menjawab semua pertanyaan.

Apa tindakan terhadap pejabat Direktorat Jenderal Bea-Cukai, Heru Sulastyono, yang diduga menerima suap dari pengusaha?

Saya sudah membentuk tim gabungan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan dengan Direktorat Jenderal Bea-Cukai. Semua yang terkait terus dimonitor. Saat ini sedang menunggu sebetulnya kasus itu seperti apa. Ada yang bilang TPPU (tindak pidana pencucian uang), ada yang bilang masalah aturan.

Sanksi apa yang akan dijatuhkan?

Segala sesuatu yang terkait dengan kasus itu akan diberi punishment. Lihat nanti, karena sebetulnya ini bukan hal pertama buat kita. Hal yang sama dilakukan ketika kasus Gayus meledak. Kalau ada bukti, siapa pun yang terlibat akan ditindak. Ini penting, demi menunjukkan Bea-Cukai punya integritas. Soal penindakan tidak ada tawar-menawar.

Bukti-bukti apa yang sudah diperoleh dalam kasus ini?

Informasi dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Semua aliran uangnya bisa kami ketahui.

Anda sudah memanggil Direktur Jenderal Bea-Cukai Agung Kuswandono?

Pembahasan internal pasti ada. Tapi ­tidak perlu saya bicarakan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…