Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia: Saya Menghadapi Mesin Politik Besar

Edisi: 05/43 / Tanggal : 2014-04-06 / Halaman : 116 / Rubrik : WAW / Penulis : M. Taufiqurohman, Widiarsi Agustina, Anton Septian


Nasi putih, gurami goreng, sayur bobor, tahu dan tempe bacem, serta sayur lodeh menjadi teman santap siang bersama Boediono pada Sabtu dua pekan lalu. Tampil santai dengan kemeja kotak-kotak merah, dia jauh dari kesan resmi seorang wakil presiden. Hanya, Boediono masih setia dengan sikapnya yang tak banyak bicara, lebih senang mendengarkan.

Tak mudah mengajak Wakil Presiden Boediono berbicara terbuka kepada media. Selama periode pemerintahan kedua Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia tidak pernah memberikan waktu wawancara khusus. Hanya sesekali dia meluangkan waktu untuk ngobrol secara off the record. Baru sekaranglah, enam bulan menjelang pemerintahan ini berakhir, ia mau membuka diri.

Selama ini, Boediono merasa tidak perlu melakukan komunikasi terbuka dengan awak media. "Tapi ternyata saya salah," katanya. Tak ada berita positif tentang perannya dalam pemerintahan selama lima tahun terakhir. Sebaliknya, opini dan tuduhan tentang peran dia sewaktu menjadi Gubernur Bank Indonesia dalam kasus penyelamatan Bank Century, yang kini menjadi Bank Mutiara, terus mengepung dan cenderung menyudutkan.

Tuduhan itu kini memasuki babak baru senyampang berlangsungnya pengadilan terhadap Budi Mulya. Bekas Deputi Gubernur Bank Indonesia itu dituntut karena menerima Rp 2 miliar dari Robert Tantular, bekas pemilik Bank Century. Jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi juga mendakwa Budi Mulya bersama anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia lainnya merugikan negara Rp 6,7 triliun karena menalangi Bank Century.

Boediono menerima wartawan Tempo M. Taufiqurohman, Widiarsi Agustina, Anton Septian, dan Sorta Tobing serta fotografer Aditia Noviansyah di rumah dinas Wakil Presiden, Jalan Diponegoro Nomor 2, Menteng, Jakarta Pusat. Seperti biasa, dia berbicara pelan, cenderung singkat. Beberapa pertanyaan dia jawab secara tertulis agar lebih rinci.

Mengapa Anda bersikap pasif menghadapi tuduhan dalam kasus Bank Century?

Terus terang, saya menghadapi pilihan sulit. Saya sudah berusaha memberikan penjelasan kepada Dewan Perwakilan Rakyat serta Komisi Pemberantasan Korupsi dan melalui media mengenai apa yang terjadi. Tapi saya merasakan bahwa upaya itu ternyata tidak bergaung dan sia-sia.

Apa kendalanya?

Saya menghadapi mesin politik besar dengan segala kemampuan dana, panggung, dan media yang luar biasa. Sementara itu, saya harus menjalankan tugas sehari-hari sebagai wakil presiden. Saya lebih memilih menggunakan waktu saya untuk tugas saya sehari-hari, dengan harapan semuanya akan mereda dengan berjalannya waktu.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…