Berlatih Navigasi Dari Wanadri
Edisi: 18/43 / Tanggal : 2014-07-06 / Halaman : 56 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,
Ia cepat berkemas, memanggul ransel, lalu bergegas ke Bandar Udara Soekarno-Hatta. Iwan Abdulrachman, waktu itu masih 51 tahun, dalam sebuah misi yang selama ini dirahasiakan, menyampaikan sepucuk surat penting kepada Presiden Soeharto, yang tengah menghadiri Konferensi Negara-negara Nonblok, 11-13 Mei 1998, di Kairo.
Di tangannya: tiket pulang-pergi Jakarta-Kairo yang telah diurus Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat dan sepucuk pesan istimewa dari sang menantu, Prabowo Subianto-ketika itu Panglima Kostrad. Hari itu, 12 Mei 1998, beberapa jam setelah penembakan beberapa mahasiswa Universitas Trisakti, keadaan benar-benar tak menentu. "Prabowo bilang kondisi sudah sulit dikendalikan," kata Iwan kepada Tempo saat ditemui di rumahnya di Bandung, Rabu petang pekan lalu.
Dalam surat pribadi itu, Prabowo mengabarkan perkembangan terakhir dan meminta mertuanya mempertimbangkan pulang ke Tanah Air.
Melalui kenalannya yang dapat dipercaya, dr Djoko Rahardjo, ahli bedah saluran kencing, yang kebetulan mendampingi Soeharto di konferensi tingkat tinggi itu, Iwan menyerahkan surat tersebut. Setiba di Kairo, saat langit telah gelap, Iwan mengontak sang dokter dengan telepon selulernya.
Iwan meminta Djoko bertemu di pelataran gedung tempat konferensi berlangsung karena penjagaan di gedung itu sangat ketat.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…