Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kita Harus Mulai Jadi Libero

Edisi: 40/43 / Tanggal : 2014-12-07 / Halaman : 196 / Rubrik : WAW / Penulis : Kartika Candra, Hermien Y. Kleden,


Di ruang makan mungil dan hangat di suatu rumah di kawa­san Widya Chandra, Jakarta Selatan, Bambang Brodjonegoro meruntuhkan "stereotipe klasik" Menteri Keuangan: dingin, hemat bicara, dan amat hati-hati menghadapi media. Di hadapan sejumlah pemimpin media nasional, Bambang, Menteri Keuangan serta tuan rumah santap malam itu—pada Selasa pekan lalu—berbicara panjang dan rileks tentang tugas barunya di Kabinet Kerja. "Kementerian Keuangan harus aktif mendorong visi maritim serta harmonisasi tarif," katanya.

Bambang bahkan menyelingi pidatonya dengan anekdot sepak bola—olahraga yang amat dia gemari. "Saya ingin Kementerian Keuangan jangan hanya menjadi stopper, tapi harus mulai menjadi libero," ujarnya, disambut gelak tawa para editor. Analogi Bambang sejatinya serius. Dia ingin kementerian yang dipimpinnya tak berkutat pada fungsi pengawasan belaka. Bambang bertekad mendorong para birokratnya lebih aktif, produktif, serta membuat terobosan dalam fungsi-fungsi mereka—bukan hanya business as usual. Termasuk menjalin hubungan kerja yang lebih cair antarbirokrat dengan kementerian-kementerian lain.

Salah satu tugas awal yang diminta Presiden dari Menteri Keuangan adalah menyiapkan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015. Bambang mesti menghitung berapa dan dari mana saja duit yang bisa dihemat oleh pemerintah baru. "Mengajukan APBN-P bukan berarti kita gagah. Itu justru menunjukkan kita kurang kredibel. Bikin anggaran, eh, di tengah kok diubah," katanya. Maka sibuklah dia merancang dan menghitung alokasi anggaran yang bisa dipangkas—dan ke mana mesti mengalirkannya.

Bambang bukan orang baru di Gedung Djuanda—kantor Menteri Keuangan, yang bertempat di Jalan Dr Wahidin, Jakarta Pusat. Dia pernah menjabat Kepala Badan Kebijakan Fiskal di sana dan mendampingi Menteri Keuangan Chatib Basri sebagai wakil menteri di akhir masa pemerintahan Presiden ­Yudhoyono.

Senin pekan lalu, Bambang bersama sejumlah pejabat Kementerian Keuangan berkunjung ke kantor redaksi Tempo. Dijadwalkan pukul tujuh malam, Bambang baru tiba menjelang pukul sembilan. "Maaf, saya baru selesai mengikuti pertemuan Presiden dengan gubernur se-Indonesia," ujarnya. Diskusi dan tanya-jawab Bambang Brodjonegoro selama hampir tiga jam dengan redaksi kemudian dituliskan kembali oleh wartawan Tempo Kartika Candra dan Hermien Y. Kleden.

***
Apa prioritas penghematan dalam pengalihan subsidi bahan bakar minyak?

Ruang belanjanya kan baru bisa dilakukan di APBN Perubahan 2015. Kebetulan saya tadi pagi dipanggil Presiden, yang meminta saya segera menyiapkan APBN Perubahan. Kita sudah punya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang telah disepakati pemerintah lama pada Oktober 2014. Penghematan realokasi subsidi akan dihitung dan dibelanjakan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…